Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rocky Gerung Sebut Ada Dua Jenis Firaun: Kalau di Mesir yang Dibalsem Badannya, Kalau yang Dekat Sini yang Dibalsem Ambisinya!

Rocky Gerung Sebut Ada Dua Jenis Firaun: Kalau di Mesir yang Dibalsem Badannya, Kalau yang Dekat Sini yang Dibalsem Ambisinya! Kredit Foto: Instagram Rocky Gerung Official
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam pertemuannya dengan Emha Ainun Najib atau Cak Nun, Rocky Gerung mengatakan ada dua jenis Firaun.

Yang pertama adalah Firaun Mesir dan yang kedua adalah Firaun lokal yang disebutnya Firaun dekat-dekat sini. 

“Saya bercanda saya bilang ada dua jenis Firaun. Yang pertama di Mesir, Firaun itu ketika dia tewas, ketika dia meninggal dia di balsem gitu itu,” katanya seperti dilansir dari FNN youtube channel, Selasa (15/02/23).

“Saya bilang ada juga tapi Firaun yang deket-deket sini, belum belum meninggal pun udah dibalsem, tapi yang dibalsem ambisinya sendiri, kira-kira begitu,” ungkapnya.

Baca Juga: Jokowi Bangga Indonesia Tak Alami Resesi Seks Seperti Negara Lain, Rocky Gerung Singgung Pendapatan Masyarakat, Ada Apa?

Seperti diketahui, Intelektual Muslim serta Budayawan Emha Ainun Nadjib atau lebih dikenal Cak Nun sempat bertemu dengan Rocky Gerung dalam Majelis Ilmu Maiyah Kenduri Cinta yang digelar di Jakarta bertempat di Plaza Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jumat (10/2/2023).

“Forum-forum semacam ini yang juga kita membutuhkan sebetulnya sebagai kanalisasi tegangan kebudayaan dengan politik jadi itu konteksnya. Kenapa misalnya bisa berjam-jam orang duduk dan mendengarkan di situ, kata Rocky.

“Kemeriahan tetapi tetap dalam kultur kesopanan itu akhirnya menjaga forum itu supaya enggak keluar menjadi forum politik tetapi enggak mungkin kalau spek politik enggak ada gitu,” tambah dia.

Baca Juga: Esemka Asli Buatan Indonesia? Rocky Gerung: Iya... Angin Ban-nya Itu

“Pasti orang bertanya hal-hal yang politik tapi kita jawab dengan dengan cara yang santai itu bukan dengan ketegangan-ketegangan politik di wilayah formal,” jelasnya.

“Ya ini semacam kumpulan masyarakat sipil, anak-anak muda terutama saya hitung-hitung kira-kira usianya yang 20 sampai 27 tahun itu yang mencari makna hidup sekaligus mempersoalkan ketidakadilan,” ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: