Gegara Gempa di Turki, Polemik Soal Pembangkit Tenaga Nuklir Muncul Lagi
Kredit Foto: Reuters
Regulator nuklir Turki memberikan lisensi untuk pembangunan pabrik di Akkuyu pada tahun 1976 setelah studi seismik selama delapan tahun untuk menentukan lokasi yang paling cocok, tetapi proyek tersebut diperlambat setelah kecelakaan nuklir Chernobyl pada tahun 1986. Pembangunan reaktor pertama dimulai pada tahun 2018.
Pembangkit listrik tenaga nuklir besar secara tradisional membutuhkan waktu untuk membangun karena ukuran, skala dan kompleksitas infrastruktur, dan penundaan yang terkait dengan pembangkit listrik pertama.
Menurut Rosatom, sebuah studi oleh Kantor Pencegahan dan Penghapusan Konsekuensi Situasi Darurat Turki menunjukkan bahwa situs di Akkuyu - sekitar 60 mil (95 kilometer) dari garis pantai utara Siprus --terletak di zona gempa tingkat lima, yaitu dianggap sebagai wilayah paling aman dalam hal gempa bumi.
Rancangan pabrik mencakup dinding beton bertulang eksternal dan cangkang pelindung internal yang terbuat dari "beton prategang", dengan kabel logam yang direntangkan di dalam cangkang beton untuk menambah kekokohan pada struktur, kata perusahaan itu.
Dan desain reaktor modern, VVER-1200 Rusia, mencakup fitur keselamatan tambahan - kerucut baja seberat 144 ton yang disebut "penangkap inti" yang dalam keadaan darurat, menjebak dan mendinginkan bahan radioaktif cair, tambah Rosatom.
Perusahaan menekankan bahwa unit daya dengan reaktor VVER-1200 memenuhi persyaratan pasca-Fukushima dari Badan Energi Atom Internasional.
Ada dimensi politik yang meragukan tentang pabrik itu: Siprus menuduh Turki menambah ketergantungan Siprus Turki padanya untuk memperkuat perpecahan etnis di pulau itu. Turki mengatakan akan memasok listrik ke Siprus Turki yang memisahkan diri di utara pulau itu dengan listrik melalui kabel bawah laut. Sebuah pipa yang ditangguhkan beberapa ratus meter di bawah permukaan Mediterania sudah memasok air ke utara.
Pembangkit, yang pertama dari empat reaktornya dijadwalkan beroperasi akhir tahun ini, akan memiliki kapasitas total 4.800 megawatt listrik, menyediakan sekitar 10% dari kebutuhan listrik Turki.
Menurut angka pemerintah, jika pembangkit listrik mulai beroperasi hari ini, pembangkit itu sendiri dapat menyediakan listrik yang cukup untuk kota berpenduduk sekitar 15 juta orang, seperti Istanbul, tambah Rosatom.
Diperkirakan menelan biaya 20 miliar dolar AS. Rosatom memiliki 99,2% saham dalam proyek tersebut, dan dikontrak untuk membangun, memelihara, mengoperasikan, dan menonaktifkan pabrik tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement