Meski Berpotensi Tumbuh, Asuransi Syariah Masih Hadapi Empat Tantangan Ini
Sumber Daya Manusia (SDM)
Paul mengungkapkan industri asuransi syariah masih terkendala oleh SDM. Menurutnya, program edukasi keuangan syariah yang tersedia belum sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan industri.
Mayoritas SDM di industri asuransi jiwa syariah berasal dari latar belakang keuangan non-syariah, kata dia. Sementara itu, pendidikan teknis soal asuransi berasal dari negara Barat yang tidak mengenal asuransi syariah.
"Kompetensi SDM harus distandardisasi agar lebih memahami industri asuransi jiwa syariah," jelas dia.
Regulasi dan Perpajakan
Regulasi dan fatwa mengenai keragaman produk asuransi syariah di Indonesia terbilang masih terbatas. Tak hanya itu, produk investasi syariah di dalam dan luar negeri juga terbilang masih terbatas.
Di sisi lain, aturan pajak tentang pajak atas surplus underwriting dan dana tabarru' juga belum terlalu jelas. Regulasi mengenai sistem waris juga masih belum matang.
"Masih banyak area yang abu-abu. Kami mendukung OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk menambah regulasi-regulasi supaya kita bisa mengembangkan industri asuransi syariah," ungkap Paul.
Ekosistem Pendukung
Faktor yang tak kalah penting adalah ekosistem pendukung industri asuransi syariah. Dalam hal ini, ekosistem yang dimaksud mencakup data dan informasi, teknologi, serta kapasitas riset dan pengembangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Advertisement