Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Diprediksi Bakal Jadi The Next Golden Boy Amerika Setelah SBY, Ini Alasannya

Anies Diprediksi Bakal Jadi The Next Golden Boy Amerika Setelah SBY, Ini Alasannya Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan dianggap sebagai pro Amerika Serikat dan negara-negara barat. Lain halnya dengan Presiden Jokowi yang lebih ke sayap kiri alias ke China.

Politisi NasDem Zulfan Lindan mengatakan, sejak Anies Baswedan tidak lagi menjadi gubernur, sering diundang sejumlah negara barat untuk bicara.

Zulfan mencontohkan Anies Baswedan pernah diundang di Singapura disuruh bicara di sana. Kemudian diundang juga di UK di Oxford lalu Anies ditetapkan sebagai ketua Asian Studies di Oxford University.

Baca Juga: Utang Anies Baswedan Rp50 Miliar Melanggar Pidana, Bawaslu Nyesel Nggak Bisa Berbuat Apa-apa: Coba dari Dulu, Pasti...

"Ini ada singgungan ga bahwa mereka itu terkesan arahnya negara-negara Uni Eropa Singapura dan Australia termasuk USA di dalamnya menginginkan Anies menjadi presiden? Sementara kalau kita lihat Prabowo ga diundang, Ganjar ga diundang tapi hanya Anies," ujar dia dikutip dari Youtube Zulfan Lindan Unpacking Indonesia.

Direktur Eksekutif Populi Centre Afrimadona menduga, alasan negara-negara barat mengundang Anies lebih kepada status Anies yang sudah secara resmi dideklarasikan sebagai capres dibanding Prabowo dan Ganjar Pranowo.

"Mungkin negara-negara ini melihat dari perspektif ini terlepas dia dapat tiket atau tidak. Once ketika dia dicalonkan sebagai presiden, kita berasumsi dia mungkin ke depan bisa jadi presiden karena itu kemudian mereka perlu didekati. Bisa jadi kalau yang lain dicalonkan, paling tidak dubes mereka yang di sini barangkali mulai approach juga," ujar Afri. 

Memang menurut dia, di antara tiga nama tokoh yang digadang-gadang sebagai capres, Anies Baswedan lah yang memiliki exposure internasional paling besar. Ini karena faktor Anies Baswedan yang pernah sekolah di luar negeri yaitu Amerika Serikat.

"Sehingga barangkali tidak salah dugaan sebagian orang beberapa negara barat menginginkan dia (Anies). Karena Anies memiliki pengalaman pendidikan yang sangat barat," ujar Afri.

Karena itu menurutnya sangat mungkin Anies Baswedan melihat suatu persoalan dari perspektif barat juga. Sehingga lanjut Afri, barat melihat ini sesuatu yang potensial untuk didukung juga.

Baca Juga: Anies Baswedan Rajin Safari Politik Malah Dibilang Gak Ada Kerjaan sama Ferdinand Hutahaean

Faktor lain menurut Zulfan Lindan adalah mungkin karena sosok Anies Baswedan sebagai antitesis Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Zulfan menilai Jokowi saat ini lebih dekat ke China karena faktor dagang dan investasi. Sementara dengan Rusia, Indonesia di era Jokowi juga tidak punya jarak.

Sementara Amerika kata Zulfan menginginkan Indonesia punya jarak dengan China dan Rusia dan lebih dekat ke Amerika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: