Kredit Foto: Instagram/jokowi
Pilpres 2024 sudah di depan mata dan Presiden Joko Widodo mulai tampak memperlihatkan kecondongannya terhadap bakal capres yang didesas-desuskan. Salah satu figur yang kerap mendapatkan dukungan orang nomor satu RI itu adalah Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto.
Dukungan yang dianggap diberikan secara terang-terangan itu disambut dengan tangan terbuka oleh Prabowo yang terlihat serius untuk kembali maju sebagai capres. Aktivitasnya makin gencar menuju Pilpres 2024. Jika ia maju berhadapan dengan Anies Baswedan, capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bisa diuntungkan.
Asumsinya, pemilih Prabowo dan Anies relatif memiliki basis yang sama. Dengan demikian, apabila keduanya maju, pemilih akan terpecah dan akan memudahkan kubu capres PDIP untuk menang. Jadi bisa saja, dukungan Jokowi bermakna banyak.
Di lain pihak, Jokowi belum pernah "meng-endorse" Anies. Selama ini, pendukung Anies selalu identik dengan oposisi. Bahkan, partai pengusungnya, yakni PKS dan Demokrat, merupakan dua oposan pemerintah. Nah, persaingan dukungan kekuasaan dan oposisi akan menarik pada pilpres.
"Terlebih jika Anies dan Ganjar juga tampil di kontestasi," kata A Luhur Prianto, analis politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar seperti dilansir dariĀ Fajar.
Sebenarnya, performa elektoral Prabowo sudah mencapai puncak pada Pilpres 2019. Kalau masih maju lagi dengan polarisasi politik yang berbeda, Luhur menilai kekuatan Prabowo akan melemah. Sebaliknya, kehadiran Prabowo akan menjadi variabel menguntungkan bagi capres dari kubu nasionalis.
Basis dukungan Prabowo selama ini diindentifikasi dari kalangan Islam politik yang mulai ia tinggalkan setelah Pilpres 2019, tak bisa diharapkan akan solid mendukungnya. Ada sosok Anies yang akan mengambil suara di ceruk itu.
Agresifnya Prabowo bersafari politik ke kantong-kantong pemilih muslim menunjukkan segmen pemilih yang disasar. Skenario memajukan Prabowo bisa jadi bagian dari political game untuk melemahkan capres tertentu dan menguntungkan capres lainnya. Akan tetapi, di dalam politik, skenario seperti itu tidak selalu linier.
"Bisa ada skenario di atas skenario," ujar Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP, Unismuh Makassar, itu.
Jika Prabowo benar-benar maju untuk yang keempat kalinya, yang paling diuntungkan adalah Partai Gerindra. Efek ekor jas dukungan pada Prabowo-lah yang dibutuhkan Gerindra.
Baca Juga: Mas Anies Mohon Dengar! Bawaslu Bilang Silakan Lakukan Safari Politik, Asal...
"Prabowo juga sudah berpengalaman berkoalisi dengan presiden terpilih dan pemerintahan pascapemilu," beber Luhur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Advertisement