Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

April 2023 Keluar, Eko Berani Jamin Anas Urbaningrum Bakal Bikin AHY dan SBY Sempoyongan

April 2023 Keluar, Eko Berani Jamin Anas Urbaningrum Bakal Bikin AHY dan SBY Sempoyongan Ilustrasi Anas Urbaningrum bebas dari penjara. | Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pegiat media sosial Eko Kunthadi menilai come back-nya mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ke dunia politik bukan sesuatu hal yang mengejutkan.

Pasalnya, Anas memang sudah disiapkan 'lahan' untuk melampiaskan kemarahannya usai dipenjara akibat menjadi korban politik dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan kroninya.

Hal itu disampaikan Eko menanggapi akan keluarnya Anas pada April 2023 dari Lapas Sukamiskin Bandung usai menjalani hukuman pidana selama 8 tahun penjara.

"AHY dan Partai Demokrat belakangan agak puyeng-puyeng sedikit karena mantan ketua umumnya Anas Urbaningrum sebentar lagi bakal keluar dari Sukamiskin. Anas bebas karena pada saat dia menjadi ketua umum Demokrat itu orang melihat ada konflik serius antara Anas sebagai ketua umum dan keluarga besar SBY berkenaan dengan kasus-kasus korupsi yang melibatkannya," kata Eko.

"Dan semua orang tahu Anas dikorbankan sehingga dia harus menjalani hukuman di penjara Sukamiskin Bandung," tegasnya.

Eko menilai Anas akan langsung gaspol dan melancarkan serangan-serangan politik yang ditujukan kepada keluarga Cikeas dan Partai Demokrat.

"Jangan kaget kalau belakangan itu juga di jalan menuju Cikeas itu sudah ada baliho besar bergambar Anas ngomongnya "beta akan kembali", "beta akan balik"," tegasnya.

Menurut Eko, baliho itu jelas bermakna perang terbuka dan bernada ancaman, apalagi baliho itu tampak sengaja ditempatkan di Cikeas.

"Ada pemberitahuan bahwa dia akan kembali ke perpolitikan Indonesia dan langkah pertama adalah menjadikan Demokrat sebagai lahan pertarungan itu," jelasnya.

Eko menilai, Anas telah dikorbankan masuk penjara karena kasus korupsi yang sebenarnya juga melibatkan para petinggi Cikeas pada saat itu.

"Dan ketika pengorbanan ini terjadi tentu saja Anas sakit hati karena dia harus menanggung beban semua itu. Ini adalah satu tamparan yang akan dihadapi Partai Demokrat menjelang 2024," pungkasnya.

Menurut Eko, masih ada waktu bagi Anas serta Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), partai yang didirikan oleh sahabat kental Anas, Gede Pasek untuk tampil untuk merongrong posisi Demokrat.

"Anas mungkin akan bergabung dengan PKN dan akan diberikan posisi strategis kepada Anas dan tentu saja kebebasannya bisa menjadi ancaman karena mungkin banyak informasi yang dipegang oleh Anas," tegasnya.

Eko percaya bahwa Anas akan mengungkap kasus-kasus lama yang melibatkan Keluarga Cikeas. Hal itu memang bukan barang baru, kata Eko, sebelumnya, eks Ketua KPK Antasari Azhar juga jadi korban politik SBY.

Akan tetapi ada perbedaan antara Anas dan Antasari.

"Banyak hal-hal yang selama ini mungkin nggak terungkap di publik yang dipegang sama Anas. Tapi kita melihat korbannya SBY bukan cuma Anas, ada Antasari Azhar yang juga sakit hati. Tapi Antasari nggak bisa ngapa-ngapain dan nggak bisa membongkar keseluruhan, kenapa? Karena kalau dibongkar keseluruhan tentu saja ini akan berakibat hukum," terangnya.

"Keluarnya Antasari dari penjara juga tidak berdampak apa-apa ke Partai Demokrat. Mungkin karena Antasari waktu itu cuma ketua KPK dan dia ada di luar Partai Demokrat. Sementara Anas, dia adalah mantan ketua umum Partai Demokrat, dia ada di dalam. Dia pasti mengetahui tali-temali persoalan korupsi, penyelewengan kekuasaan, persoalan lain-lain pada saat Pak SBY berkuasa," pungkasnya.

"Pukulan ini gua rasa ya cukup membuat sempoyongan lah apalagi punya kepentingan politik juga karena PKN mau ambil segmen yang dulu dibangun oleh Demokrat sehingga persaingan politik memungkinkan terjadinya serangan-serangan serius kepada partai yang dikomandoi sama AHY itu," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: