Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Aset Crypto Naik di Tengah Fluktuasi Pasar Saham

Harga Aset Crypto Naik di Tengah Fluktuasi Pasar Saham Kredit Foto: Unsplash/Stanislaw Zarychta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada pekan lalu market crypto maupun saham terpengaruh oleh pernyataan dari dua anggota non-voting Federal Open Market Committee (FOMC) yaitu Bullard dan Mester yang menyarankan untuk mempertahankan suku bunga tetap mesti tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama guna melawan inflasi. 

Merespons pernyataan dari FOMC tersebut dikutip dari analisis pasar Pintu Academy bertajuk, “BTC Naik 10% di Tengah Fluktuasi Pasar Saham” pasar saham mengalami penurunan. Berbanding terbalik dengan pasar saham, harga aset crypto Bitcoin (BTC) justru mengalami kenaikan sebesar 10%.

Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin, dalam keterangan media, Selasa (21/2/2023) mengungkapkan faktor yang mempengaruhi kenaikan harga crypto, Nilai crypto khususnya BTC alami kenaikan setelah beberapa data makro ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan inflasi. Data tersebut meliputi Indeks Harga Produksi (Producer Price Index/PPI) dan Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang memenuhi harapan, serta data pengangguran yang menunjukkan kebijakan ketat dari The Federal Reserve (Fed). 

Dikutip dari Pintu Academy, Indeks Harga Produksi (Producer Price Index/PPI) di bulan Januari menunjukkan adanya kenaikan sebesar 0,7% m/m, melebihi perkiraan konsensus sebesar 0,4%. Meskipun tingkat inflasi PPI untuk jasa berada pada 5,0%, lebih rendah dari tingkat inflasi barang yang mencapai 7,5%, tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) dan PPI keduanya terus melambat pada Januari.

Selain itu, ukuran harga PPI saat ini telah naik sebesar 6,0% year on year (YoY), meskipun demikian angka tersebut tetap jauh lebih rendah dari puncaknya di Maret 2022 dan merupakan yang terendah sejak awal 2021.

Dari sisi angka pengangguran, menurut Departemen Tenaga Kerja AS, klaim pengangguran awal naik 13.000 menjadi 196.000. Angka tersebut jauh lebih rendah dari rata-rata di tahun 2019 yang mencatat sekitar 220.000 klaim per minggu ketika pasar tenaga kerja berada dalam kondisi serupa.

“Faktor pendukung lainnya yang dapat memengaruhi harga crypto yaitu harga dollar AS yang menguat dan mengindikasikan bahwa, lebih banyak orang ingin memegang fiat seperti dollar. Apalagi dollar saat ini juga merupakan trading pair utama pada perdagangan cryptocurrency. Tentu kita semua berharap ekonomi global terus menguat yang pastinya dapat memberikan dampak positif bagi perdagangan crypto ke depan,” tutup Timo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: