Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Sawit, Si Tanaman Minyak Nabati Dunia yang Tidak Boros Lahan

Mengenal Sawit, Si Tanaman Minyak Nabati Dunia yang Tidak Boros Lahan Seorang buruh tani memanen sawit di perkebunan sawit milik PTPN VIII di Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). Dewan Minyak Sawit Indonesia mengatakan, produksi minyak sawit mentah diproyeksikan meningkat 3,07 persen atau mencapai 54,7 juta ton pada 2022 dibandingkan tahun ini sebesar 53,07 ton. | Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tanaman minyak nabati utama dunia memiliki sejarah yang unik lantaran mengalami perkembangan yang pesat meskipun bukan pada daerah asalnya. Melansir dari laporan PASPI Monitor, hal tersebut dapat dilihat dari, misalnya, kedelai yang awalnya merupakan tanaman asli di daratan Tiongkok justru berkembang di Amerika Selatan setelah sebelumnya masuk melalui Amerika Serikat. 

Tanaman rapeseed pertama kali dibudidayakan di Inggris dan kemudian berkembang ke Amerika Utara dan Eropa. Sementara itu, tanaman bunga matahari juga pada awalnya berkembang di Amerika Utara, lalu merambah ke Eropa dan Rusia. Serupa dengan sejarah minyak nabati lainnya, tanaman kelapa sawit juga merupakan tanaman asli Afrika Barat Daya yang kemudian berkembang pesat dan tumbuh subur di Indonesia dan Malaysia. 

“Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal, perkembangan keempat minyak nabati utama dunia tersebut telah mengalami globalisasi dan menjadi milik bersama masyarakat dunia,” catat laporan PASPI Monitor. 

Baca Juga: Kelapa Sawit Kena Diskriminasi, Indonesia-Malaysia Langsung Bersinergi Demi Bersiap Lawan Eropa

Berdasarkan data USDA (2021) yang dirangkum PASPI Monitor, dalam 20 tahun terakhir, luas areal keempat minyak nabati utama tersebut telah berkembang pesat. Total area keempat minyak nabati utama mencapai 213,6 juta hektar pada tahun 2020 yang terdiri dari kedelai (127 juta hektar); rapeseed (35,5 juta hektar); bunga matahari (27,6 juta hektar); dan kelapa sawit (24 juta hektar). 

Dalam sumber yang sama, disebutkan pula bahwa jika dibandingkan dengan luas area kelapa sawit, luas area tanaman kedelai dunia lebih dari 5 kali lipat luas areal kelapa sawit dunia. Sementara itu, luas area tanaman rapeseed dunia hampir 1,5 kali lipat luas kelapa sawit dunia. Area tanaman bunga matahari di dunia juga tak kalah luas alias sekitar 1,2 kali lipat luas kelapa sawit dunia.

Baca Juga: Kelapa Sawit, Komoditas Strategis Masa Depan Perekonomian Indonesia

Kebutuhan lahan kelapa sawit yang lebih rendah di antara minyak nabati utama dunia lainnya juga terkonfirmasi dari penelitian FAO (2013). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa  lahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu ton minyak sawit hanya seluas 0,23 hektar. Sementara itu, untuk menghasilkan satu ton minyak rapeseed dan minyak kedelai dibutuhkan lahan masing-masing seluas 1,45 hektar dan 2,22 hektar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: