Walau Alami Penurunan, Bank BTPN Optimis Gaet Nasabah Pensiunan di Sumut
Regional Head Sumatera Bank BTPN, Odik Purnama, menegaskan bahwa wilayah Sumatera terutama Sumatera Utara masih memiliki potensi untuk menggaet nasabah pensiunan. Meski untuk BTPN, sektor ini sedikit mengalami penurunan karena penerimaan ASN berkurang yang membuat pensiunan makin sedikit.
"Namun, peluangnya masih bisa digarap. Apalagi, ini memang pasar yang menjadi unggulan BTPN. Portofolio BTPN sebesar 80 persen adalan pensiunan. Sisanya, 20 persen adalah mikro dan yang lainnya," katanya didampingi Corporate Communications Head Bank BTPN, Meta Rostiawati, di Medan, Rabu (22/2/2023).
Baca Juga: Meroket 20,73%, Bank BTPN Syariah Raup Laba Bersih Sebesar Rp1,76 Triliun di Tahun 2022!
Menurut Odik, pertumbuhan secara bisnis keseluruhan kalau dilihat saat ini ada penurunan, secara yoy ada penurunan. Melihat kompetisi yang cukup kuat, sebagian besar industri fokus menggarap program pensiunan.
"Begitupun, Bank BTPN tidak hanya sekadar melihat potensi bisnis saja, tetapi juga keterlibatan langsung dalam memberdayakan nasabah adalah kunci pertumbuhan kinerja bisnis yang prima dan berkelanjutan," ujarnya.
Ada empat pilar program yang dijalankan, yakni literasi keuangan, pengembangan kapasitas diri, peningkatan kapasitas usaha, dan kehidupan berkelanjutan.
"Daya merupakan program pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan. Daya membantu pengusaha UMKM untuk meningkatkan usahanya melalui program khusus berdasarkan kurikulum tertentu," jelasnya.
Communications and Daya Head Bank BTPN, Andrie Darusman, menambahkan, Bank BTPN telah menyalurkan pembiayaan hijau Rp6,7 triliun hingga 30 September 2022. Sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan menjadi yang dominan, sebesar Rp3,1 triliun.
"Kami sudah menyalurkan Rp6,7 triliun untuk membiayai kegiatan bisnis berkelanjutan seperti yang ditetapkan POJK 51/2017," sebutnya.
Andrie merinci, selain sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan, pembiayaan juga untuk kegiatan bisnis energi terbarukan sebesar Rp1,9 triliun. Kemudian, efisiensi energi Rp0,53 triliun, transportasi ramah lingkungan Rp0,34 triliun, dan properti hijau Rp0,76 triliun.
Kemudian, untuk pertumbuhan registered user atau pengguna yang terdaftar di Jenius hampir menembus 4,2 juta nasabah di 2022 secara nasional. Diharapkan, pengguna Jenius terus tumbuh lebih baik lagi karena memudahkan nasabah bertransaksi seperti para purnabakti.
"Selama ini, mereka harus menunggu lama di bank untuk menerima uang pensiun maupun mengirim uang, setelah menggunakan aplikasi ini jauh lebih cepat. Kami terus memperkenalkan Jenius kepada nasabah baru," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement