Jalan Menuju Pemilu Dipenuhi Kejutan, PSI Diprediksi Segera Mengikuti Kubu Megawati ke Senayan!
Sebelumnya sampai dengan survei pada bulan April 2022, posisi Nasdem masih aman pada ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen. Pencapresan Anies membuat dukungan terhadap Nasdem merosot tajam, jauh hingga di bawah 2 persen.
“Seiring dengan manuver Nasdem menggelar safari politik dengan mendatangkan Anies ke berbagai kota, pelan-pelan elektabilitas Nasdem kembali bergerak naik,” tandas Okta. Meskipun belum sepenuhnya pulih, kini elektabilitas Nasdem naik menjadi 2,5 persen.
Baca Juga: Macam Nyinyirin Kinerja Anies Baswedan, Manuver Jokowi Disorot Tajam: Sekali Ngomong, Nyakitin!
“Efek ekor jas (coattail effect) mulai dirasakan oleh Nasdem, dan sebaliknya Demokrat maupun PKS justru mengalami penurunan elektabilitas,” tegas Okta. Lambatanya Demokrat dan PKS mendeklarasikan pencapresan Anies membuat pemilih Anies bergeser ke Nasdem.
Hanya saja, posisi Nasdem masih belum cukup aman, mengingat elektabilitasnya masih di bawah ambang batas. Posisi Nasdem sendiri sedikit lebih tinggi di atas dua partai politik lain, yaitu PPP (2,2 persen) dan PAN (2,0 persen).
Urutan berikutnya diduduki partai-partai baru dan non-parlemen, yaitu Perindo (1,3 persen), Gelora (1,2 persen), dan Ummat (1,0 persen). Lalu ada Hanura (0,5 persen), PBB (0,2 persen), Garuda (0,1 persen), dan PKN (0,1 persen).
Partai Buruh nihil dukungan, sedangkan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebanyak 26,0 persen. “Total ada 18 partai politik yang dinyatakan oleh KPU lolos menjadi peserta Pemilu 2024 pada tingkat nasional,” pungkas Okta.
Survei CPCS dilakukan pada 10-15 Februari 2023, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement