Oposisi Pimpin Aksi Massa di Ibu Kota Tuntut Keluar dari Kelompok Militer Pimpinan Amerika
Para pengunjuk rasa pada Minggu (26/2/2023) meluapkan berbagai protes menentang keanggotaan NATO Prancis dan dukungan lanjutannya terhadap Ukraina di ibu kota Paris dan lokasi lain di seluruh negeri.
Demonstrasi yang berlangsung selama akhir pekan kedua berturut-turut diorganisir oleh partai sayap kanan Les Patriotes, dipimpin oleh Florian Philippot, yang secara pribadi menghadiri rapat umum di Paris.
Baca Juga: NATO Dikecam Gegara Membandingkan Konflik Ukraina dengan Star Wars dan Harry Potter
Politisi itu mengklaim acara, yang dijuluki National March for Peace, menarik lebih banyak peserta daripada minggu lalu, ketika sekitar 10.000 orang muncul untuk rapat umum di ibu kota Prancis. Menurut Philippot, protes anti-NATO skala kecil juga diadakan di sekitar 30 lokasi lain di seluruh Prancis.
Para pengunjuk rasa berbaris melalui jalan-jalan di Paris, membawa spanduk besar bertuliskan "Untuk Perdamaian". Para pengunjuk rasa menyerukan penarikan Prancis dari NATO yang dipimpin AS dan dari UE, dan mendesak penghentian pasokan persenjataan ke Ukraina.
Para pengunjuk rasa juga menyodok Presiden Prancis yang sedang menjabat Emmanuel Macron, meneriakkan "Macron keluar!", sebuah slogan yang biasa digunakan oleh berbagai pengunjuk rasa anti-pemerintah selama masa kepresidenannya.
Setelah pawai, para pengunjuk rasa mengadakan rapat umum yang dipimpin oleh Philippot, yang difilmkan mengotori bendera NATO dan Uni Eropa bersama para pendukungnya. Rekaman acara tersebut dibagikan oleh politisi itu sendiri di media sosial.
Politisi tersebut telah secara aktif melakukan protes terhadap keanggotaan Prancis di NATO dan UE sejak musim gugur lalu, sembari menentang pasokan senjata ke Ukraina.
Antara 2012 dan 2017, Philippot adalah wakil ketua partai oposisi terbesar di Prancis, National Rally, yang hingga tahun lalu dipimpin oleh Marine Le Pen. Setelah meninggalkan National Rally, politisi berusia 41 tahun itu mendirikan partai sayap kanannya sendiri, Les Patriotes.
Prancis telah menjadi salah satu pendukung utama Kiev dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia, yang pecah setahun lalu. Sementara Macron telah berulang kali menyerukan penyelesaian diplomatik permusuhan, Paris telah secara aktif memasok berbagai macam persenjataan ke Ukraina, termasuk kendaraan lapis baja dan howitzer self-propelled canggih.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement