Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Pelucutan Senjata Nuklir Bikin Pejabat Amerika Ketar-Ketir: Rusia Bisa Pakai Tanpa Tanggung Jawab

Soal Pelucutan Senjata Nuklir Bikin Pejabat Amerika Ketar-Ketir: Rusia Bisa Pakai Tanpa Tanggung Jawab Kredit Foto: Creative Commons
Warta Ekonomi, Jenewa -

Seorang pejabat tinggi pengawas senjata Amerika Serikat pada Senin (27/2/2023), dengan tajam mengkritik Rusia karena menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian pelucutan senjata nuklir New START, di sisa masa akhir penjanjian itu.

Pihaknya mengatakan, Washington akan mencoba bekerja sama dengan Moskow untuk melanjutkan kerjasama pelucutan senjata nuklir tersebut.

Baca Juga: Niat Amerika dan Antek-anteknya Provokasi Ukraina Terkuak, Rusia Bongkar Senjata Kimia

Upaya Washington ini setelah sebelumnya Moskow memutuskan menarik diri dari perjanjian New START tersebut, bagian dari protes Moskow atas pasokan senjata AS dan Barat ke Ukraina. Ini disampaikan, Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumumkan pada pekan lalu.

Perjanjian New START adalah kesepakatan pelucutan senjata nuklir yang mewajibkan Rusia dan AS untuk berkomitmen pada komunikasi reguler mengenai status persenjataan nuklir mereka. Di antaranya mengizinkan inspeksi di tempat secara reguler, dan mematuhi batasan pada jumlah hulu ledak yang dikerahkan dan tidak dikerahkan dari masing-masing pihak.

“Rusia sekali lagi menunjukkan kepada dunia bahwa Rusia bisa saja menggunakan kekuatan nuklir Rusia dengan tidak bertanggung jawab,” kata Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk pengendalian senjata, Bonnie Jenkins, dilansir dari Associated Press, Selasa (28/2/2023).

Ia menyampaikan hal itu, pada sesi Konferensi Pelucutan Senjata, sebuah forum internasional yang berafiliasi dengan PBB. Dengan posisi Rusia yang tidak menarik diri dari perjanjian itu yang berlaku hingga 2026, maka pihak Putin mengatakan Rusia tidak dapat menerima inspeksi dari AS atas situs nuklirnya. Sementara Washington dan sekutu NATO terus mencari kekalahan Rusia di timur Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan negara itu akan menghormati batas perjanjian tentang senjata nuklir dan terus memberi tahu AS tentang peluncuran uji coba rudal balistik. Pemeriksaan fasilitas itu telah terbengkalai sejak 2020, dan terus melanjutkannya seharusnya dilakukan November lalu, tetapi Rusia tiba-tiba membatalkannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: