Nama Capres Sudah di Tangan Megawati Soekarnoputri Namun Belum Diumumkan, Ternyata Ini Taktik PDIP

Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah memegang nama calon presiden (capres) yang akan diusung partainya. Namun, pengumumannya masih menunggu momentum tepat.

Hal ini pun telah diaminkan oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto yang mengatakan hanya tinggal mengumumkan nama tersebut ke publik. 

"Namanya sudah ada di Bu Mega, Mbak Puan pun menegaskan hal tersebut, tapi ya jangan sudut-sudutkan. Tunggu momentumnya, kita sabar tunggu momentum yang terbaik," ujar Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Kamis (2/3).

Baca Juga: Bicara Soal Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Kepala BMKG: Berkali-kali Kami Diingatkan agar Belajar ke China

PDIP memandang bahwa pemimpin itu tidak diukur dari keterampilan berbicaranya, tetapi dari kinerja dan komitmen. Adapun saat ini, PDIP memprioritaskan masyarakat di tengah masa pemulihan ekonomi nasional usai pandemi Covid-19.

"2004 sampai 2014 kita belajar bahwa seorang pemimpin itu tidak diukur dari keterampilan berbicaranya dari pesonanya, tetapi dari kinerja, dari komitmen, keberanian mengambil risiko dari kemampuan teknikratiknya. Kemampuan turun ke bawah menangkap kehendak rakyat, itu yang dilihat oleh PDI Perjuangan," ujar Hasto.

Di samping itu, ia menjelaskan bahwa PDIP akan menjalin kerja sama politik dengan partai lain. Hal tersebut sudah terbukti ketika partai berlambang kepala banteng itu berkoalisi memenangkan Joko Widodo dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Kami juga membangun kerja sama dengan partai lain, karena kami tahu sejarah ini dibentuk bersama-sama melalui perjuangan bersama-sama. Ada partai yang dalam rekam jejaknya ikut berjuang jauh sebelum republik ini didirikan, ya kami membuka pintu gotong royong itu," ujar Hasto.

Adapun sebelumnya, ia mengatakan bahwa koalisi harus terjalin dengan semangat gotong royong antarpartai politik. Namun ada satu yang dipastikannya bahwa partai berlambang kepala banteng itu tak akan bergabung dengan koalisi pengusung sosok yang disebut sebagai antitesa Presiden Jokowi, yakni Anies Baswedan.

Baca Juga: Megawati Soekarnoputri ke Kader PDIP: Saya Kelihatan Tua atau Tidak?

"Karena faktor-faktor antitesa Pak Jokowi, tidak mungkin bergabung. Karena kita lihat dari Jakarta tidak ada kesinambungan, ini Mas Jarot saksinya, mana ada kesinambungan," ujar Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Kamis (23/2).