Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bicara Soal Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Kepala BMKG: Berkali-kali Kami Diingatkan agar Belajar ke China

Bicara Soal Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Kepala BMKG: Berkali-kali Kami Diingatkan agar Belajar ke China Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menjadi narasumber dalam seminar nasional yang digelar PDIP bertajuk "Mitigasi Bahaya Secara Cepat Sebagai Upaya Antipasi Dini Untuk Memahami Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Resikonya" yang dilakukan secara luring di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (2/3/2023).

Dalam kesempatan itu, dia mengapresiasi perhatian dari Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, soal mitigasi bencana alam di Indonesia. Dwikorita mengaku kerap berdiskusi dengan Megawati soal pencegahan bencana serta pengembangan riset dan teknologi untuk mendukung mitigasi bencana.

Baca Juga: Soal Ibu-ibu Pengajian, Megawati Dianggap Sudah Bicara Sesuai Porsi: Emak-emak Harus Tahu Kewajiban Utama!

Ia mengaku, pernah mendapat saran dari Megawati agar belajar soal penguatan atau pengembangan studi kajian atau riset dan teknologi untuk deteksi dini wilayah rawan gempa ke China.

"Bu Megawati Soekarnoputri berkali mengingatkan agar belajar ke China. Kami belajar ke sana soal peringatan gempa bumi," kata Dwikorita.

Menurutnya, kekinian pihaknya masuk dalam fase eksperimen dengan China. Terutama BMKG sedang memasang alat di 250 titik untuk diuji coba. "Mudah-mudahan teknologi bisa disiapkan sehingga 10-15 detik sebelum gempa, bisa ada perintah dari SMS. Dengan begitu, ada waktu untuk warga lari keluar rumah," ungkapnya.

Dwikorita menambahkan, pihaknya turut membentuk Konsorsium Gempa Bumi dan Tsunami Indonesia, berisi pakar dan ahli gempa di Indonesia. Menurutnya, saat ini sedang melakukan pendalaman bentuk sistem processing data gempa bumi yang lebih andal.

Ia juga mengingatkan soal penguatan sistem monitoring kegempaan secara kontinu dan komprehensif harus terus diperkuat. "Kami mendapat banyak tambahan peralatan yang berarti. Sebelumnya ada 170 seismograf. Sekarang kami menerima 414 seismograf sehingga sensor terpasang mengepung patahan menghadang jalur megthrust sehingga perhitungan magnitudo lebih cepat dan akurat," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: