Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berjuang untuk Pemerataan Subsidi Kedelai, Ribuan Perajin Tahu-Tempe dan Para Penyalur Kedelai Bersatu Bentuk dan Deklarasikan PPKN

Berjuang untuk Pemerataan Subsidi Kedelai, Ribuan Perajin Tahu-Tempe dan Para Penyalur Kedelai Bersatu Bentuk dan Deklarasikan PPKN Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebanyak 100 penyalur kedelai dan sekitar 5.000 perajin tempe dan tahu dari berbagai daerah di Indonesia mendeklarasikan berdirinya Perkumpulan Penyalur Kedelai Nasional (PPKN). Perkumpulan ini akan menjadi sarana menjembatani asosiasi ke Pemerintah.

“PPKN berkomitmen mengkoordinir distribusi kedelai dan juga berkontribusi mendukung bisnis para pelaku usaha yang berkaitan dengan industri kedelai,” kata Darmini Lesmana, Ketua PPKN kepada media usai acara deklarasi pembentukan PPKN di, Jakarta, Kamis (02/3/2023).

Darmini berharap kehadiran PPKN mampu menghimpun dan mengkoordinasikan semua pelaku usaha yang berkaitan dengan industri kedelai dan turunannya, serta menjadi jembatan dalam menyuarakan aspirasi.

Dia menambahkan, PPKN akan berkolaborasi dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait dalam menjalankan program-program terkait industri kedelai secara berkeadilan, transparan dan menghindari terjadinya praktik usaha tidak sehat pihak-pihak tertentu.

“Kami optimistis, seluruh program-program yang dijalankan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua PPKN Teguh mengakui sebanyak 95 % penyalur dan pengrajin tahu dan tempe yang tergabung dalam PPKN tidak pernah mendapat subsidi dari pemerintah karena kuota subsidi di dominasi oleh satu pihak saja. Padahal subsidi turut dapat menjadi penentu stabilisasi harga.

“Kami percaya program dari pemerintah ini sangat baik membantu para pengrajin tahu dan tempe. Tapi sayangnya program ini sangat tidak merata,” tuturnya.

PPKN juga meminta kementerian dan lembaga terkait untuk membuat mekanisme agar penyaluran subsidi kedelai dapat terjamin. Perkumpulan ini, lanjutnya, bakal berkoordinasi dengan importir kedelai agar harga kedelai tetap stabil di harga acuan yakni Rp12.000 per kilogram.

Teguh menerangkan, kebutuhan kedelai Indonesia tercatat rata-rata setiap tahunnya 2,9 juta ton dan 90 % diantaranya impor dari beberapa negara. Jaminan pasokan kedelai dan harga yang stabil menjadi harapan pagi para pelaku usaha yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku utama. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Advertisement

Bagikan Artikel: