Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apresiasi Kinerja Pupuk Kaltim, KSP Moeldoko Tekankan Pentingnya Ketersediaan Pupuk Bagi Ketahanan Pangan

Apresiasi Kinerja Pupuk Kaltim, KSP Moeldoko Tekankan Pentingnya Ketersediaan Pupuk Bagi Ketahanan Pangan Kredit Foto: Pupuk Kaltim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, mendukung kesinambungan peran PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terhadap penguatan ketahanan pangan nasional, melalui penyediaan pupuk berkualitas secara memadai bagi petani di Indonesia. Hal ini ditegaskan Moeldoko disela kunjungannya ke Pupuk Kaltim, Jumat (3/3/2023).

Diungkapkannya, ketahanan pangan merupakan salah satu fokus perhatian Presiden Joko Widodo dalam menghadapi isu global terkait krisis pangan, dimana Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi guna menjamin ketercukupan pangan dalam negeri, sekaligus memberikan kontribusi terhadap kebutuhan pangan dunia. Maka dari itu, ketersediaan pupuk sangat berpengaruh terhadap produktivitas hasil pertanian dan juga pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraan. 
Baca Juga: Guna Meningkatkan Produktivitas Pertanian, Pupuk Indonesia Lakukan Kerjasama Pengembangan SDM Kementan

"Makanya sektor pupuk memiliki implikasi luar biasa terhadap ketahanan pangan yang digalakkan Pemerintah. Sebab tanpa ada kecukupan pupuk, maka pendapatan petani pun akan terpengaruh bahkan menurun. Hal itu akan menyebabkan munculnya kemiskinan baru yang ujungnya berpengaruh pada indeks pembangunan manusia," terang Moeldoko. 

Dirinya menilai, ketersediaan dan ketepatan waktu distribusi pupuk untuk tanaman pertanian menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Untuk itu, Pupuk Kaltim diimbau dapat terus meningkatkan performa dan penguatan kapasitas bisnis dalam mendukung terpenuhinya kebutuhan pupuk dalam negeri, agar mampu meningkatkan kontribusi terhadap kemajuan pertanian di Indonesia. 

Meski dihadapkan pada beragam tantangan seperti kondisi geopolitik yang mempengaruhi harga hingga pasokan gas untuk bahan baku, diharap Moeldoko tidak menyurutkan upaya Pupuk Kaltim untuk terus menjaga kinerja, demi memenuhi ketersediaan pasokan pupuk di daerah. "Tantangan itu perlu ada, dan harus dihadapi agar kita memiliki daya tahan kuat untuk menjadi pemenang. Begitu juga jika berbicara pupuk, adalah sesuatu yang tidak dapat ditunda karena menyangkut kebutuhan pangan rakyat Indonesia," kata Moeldoko.

Menurut Moeldoko, seiring tingginya kebutuhan beras untuk pangan dalam negeri yang mencapai 2,5 juta ton perbulan, maka Pemerintah secara kontinyu terus mendorong peningkatan produktivitas pertanian agar lebih optimal. Termasuk diversifikasi pertanian agar masyarakat tidak terus bergantung pada komoditas padi, tapi bisa dikembangkan pada produktivitas lainnya seperti jagung. Seluruh upaya tersebut tentunya harus didukung ketersediaan pupuk memadai, agar petani mampu meningkatkan kapasitas produksi dengan lebih signifikan. 
Baca Juga: Ditetapkan Sebagai PSN, Pupuk Kaltim Mulai Bangun Kawasan Industri Pupuk di Fakfak Papua Barat

"Kebutuhan pangan bukan sekadar berbicara komoditas, tapi juga persoalan politik jika tidak dikelola dengan baik. Untuk itu kami sangat mengapresiasi kinerja Pupuk Kaltim selama ini, dan berharap dapat terus menjalankan amanah dalam memenuhi ketersediaan pupuk bagi petani secara cepat dan tepat. Agar ketahanan pangan terus terjaga," tambah Moeldoko. 

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, menyambut optimis dukungan Kantor Staf Kepresidenan terhadap penguatan sektor pertanian dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Dikatakan Rahmad, Pupuk Kaltim berkomitmen untuk senantiasa memastikan stok pupuk aman dan tersedia bagi para petani di seluruh wilayah Indonesia. 

Salah satunya diwujudkan dengan memastikan operational excellence dijalankan dengan baik dan optimal, agar dapat memenuhi produksi dan stok sesuai target yang ditetapkan Pupuk Indonesia dan Kementerian. Pupuk Kaltim pun menjamin ketersediaan gudang yang memadai di berbagai wilayah, dengan melibatkan sejumlah pihak agar mampu mengatur ketersediaan stok.

Baca Juga: Pacu Produktivitas Petani, Pupuk Kaltim Berikan Apresiasi Atas Loyalitas Pelanggan

"Saat ini Pupuk Kaltim memiliki 137 gudang di Kalimantan, Sulawesi, NTB, Surabaya, Semarang, Medan, Dumai dan NTT. Sehingga para petani, kios maupun distributor di seluruh wilayah distribusi perusahaan dapat lebih mudah untuk mengambil stok di gudang terdekat," ujar Rahmad. 

Selain itu Pupuk Kaltim juga menggagas program Agrosolution, untuk membantu petani mencapai kesejahteraan sekaligus meningkatkan produktivitas komoditas pertanian secara terintegrasi melalui pola pemberdayaan. Program ini pun terbukti mampu mendongkrak hasil produksi berbagai komoditas pertanian, dan berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani. 

"Agrosolution salah satu langkah Pupuk Kaltim meningkatkan peran dalam menjaga ketahanan pangan, sekaligus mendorong optimalisasi sektor pertanian Indonesia melalui produk berkualitas. Program ini akan terus dikembangkan, dengan melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi berbasis 3P untuk mendorong budidaya pertanian berkelanjutan," lanjut Rahmad. 

Selanjutnya Pupuk Kaltim juga menyasar berbagai pengembangan, diantaranya pembangunan pabrik baru di Papua Barat yang saat ini masuk sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal ini upaya Pupuk Kaltim bersama Pupuk Indonesia Grup meningkatkan kontribusi dalam memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri, sekaligus meningkatkan daya saing untuk menjadi pemain utama industri petrokimia di Asia Pasifik. 

"Pupuk Kaltim berkomitmen untuk terus meningkatkan peran dalam menjaga ketahanan pangan dengan memastikan ketersediaan pupuk secara memadai, disamping pengembangan berbagai inovasi program guna mendorong kesejahteraan petani di Indonesia," pungkas Rahmad.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: