Local Currency Settlement (LCS) atau penggunaan mata uang lokal dinilai sebagai solusi dalam menghadapi pelemahan rupiah. LCS diyakini dapat mengurangi kebergantungan terhadap mata uang dollar AS dalam bertransaksi dengan negara lain.
LCS adalah penyelesaian transaksi bilateral yang dilakukan oleh pelaku usaha di Indonesia dan negara mitra dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara.
Saat ini, Indonesia menjalin kerja sama LCS dengan sejumlah negara, seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid menjelaskan LCS memungkinkan bisnis dari negara mitra untuk menggunakan mata uang lokal atau mata uang penerima dalam proses pembayaran lintas batas.
Selain membuat proses pembayaran lebih efisien, Arsjad menambahkan penerapan LCS dapat memberikan natural hedging bagi bisnis untuk melindungi dari paparan risiko mata uang
LCS juga dinilainya dapat mengurangi biaya transaksi melalui tarif langsung yang lebih efisien. Tak hanya itu, penggunaan mata uang lokal akan memfasilitasi transfer lebih cepat.
“Dalam menghadapi volatilitas nilai tukar mata uang global seperti dollar dan euro, Kadin mendukung penggunaan LCS sebagai solusi alternatif. Kami telah melihat bagaimana LCS telah meningkatkan perdagangan bilateral, misalnya perdagangan kami dengan Jepang telah meningkat sepuluh kali lipat pada 2020-2021 dari US$9,8 juta per bulan menjadi lebih dari US$100 juta setiap bulan,” kata Arsjad di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut, dia menyatakan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional lebih rasional bagi negara-negara, karena ketergantungan yang besar pada mata uang global utama akan mengikis nilai tunai mereka dengan proses beberapa konversi dan biaya bank.
“Melihat hal ini, Kadin melalui keketuaan Asean-BAC telah mendorong konektivitas pembayaran regional melalui Asean-QR Code dengan landasan LCS. Dengan begitu, pembayaran lintas negara dapat dilakukan melalui unifikasi QR antar Asean dengan settlement menggunakan local currency masing-masing. Diharapkan, Asean QR Code mampu mendorong penggunaan LCS di masa depan untuk meningkatkan perdagangan dan mengurangi paparan risiko dari fluktuasi nilai tukar mata uang global,” pungkas Arsjad,
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement