Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tragedi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang Memakan Korban Jiwa Dinilai Bermula dari Keputusan Anies Baswedan yang Salah

Tragedi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang Memakan Korban Jiwa Dinilai Bermula dari Keputusan Anies Baswedan yang Salah Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anies Baswedan sempat berjanji pada warga Tanah Merah, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara apabila dirinya memenangkan Pilgub pada tahun 2017, maka ia akan memenuhi keinginan warga agar bisa melegalkan kepemilikan tanah.

Kebijakan ini sekarang kembali dipertanyakan, tepatnya usai tragedi kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang memakan korban jiwa.

Aktivis Jaringan Islam Liberal dan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli pun mengungkap bahwa sejumlah buzzer Anies kerap melakukan serangan kepada Presiden Jokowi usai tragedi terjadi.

Baca Juga: IMB Pemberian Anies Baswedan ke Warga Tanah Merah Jadi Sumber Petaka, Elite PDIP Ini Sebut Rakyat Dipakai untuk Janji Kampanye

“Buzzer-buzer Anies melancarkan serangan pada Presiden Jokowi yang waktu itu sebagai gubernur DKI memberikan KTP kepada warga yang ada di sekitar depo Pertamina tersebut dan kemudian mereka salah memberikan data,” kata dia melansir dari Cokro TV, Selasa (07/03/23).

“Buzzer-buzzer Anis memberikan data bahwa ada kontrak politik Presiden Jokowi saat masih menjabat sebagai Gubernur pada waktu itu kepada warga di Muara Baru, Penjaringan Jakarta Utara yang sebenarnya berlokasi yang jauh sekitar 16 km dari Plumpang Koja Jakarta Utara tempat depo Pertamina itu,” tambahnya.

“Jadi buzzer Anies berusaha menutupi bahwa Anies Baswedan ketika menjadi gubernur DKI memberikan IMB kepada warga yang tinggal di area berbahaya tersebut,” jelasnya.

Menurut dia, Jokowi memberikan KTP kepada warga Plumpang di sekitar depo Pertamina adalah tindakan yang bertanggung jawab untuk mengakui mereka sebagai warga DKI tapi bukan untuk pengesahan tanah dan lokasi yang mereka tinggal.

“Karena ketika orang sudah menjadi resmi sebagai warga DKI maka tidak boleh di sewenang-wenangkan,” katanya.

“Karena itu Gubernur DKI selanjutnya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun mengusulkan bahwa mereka benar adalah warga DKI,” ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: