Masuknya Tesla ke Malaysia Disebut Langkah Tepat Waktu, Tengok Alasannya
Tesla Inc terus memperluas jejak globalnya sejak mulai menjual kendaraan listrik baterai (BEV) beberapa tahun yang lalu. Terlepas dari pasar pertama dan utamanya, Amerika Utara, perusahaan telah berekspansi ke sebagian besar wilayah Eropa.
Dalam sepuluh tahun terakhir saja, Tesla telah membangun lebih dari 4.500 lokasi di seluruh dunia, dengan rata-rata sembilan Supercharger di setiap lokasi.
Baca Juga: Anwar Ibrahim: Pemerintah yang Stabil Jadi Alasan Tesla Investasi di Malaysia
Mayoritas berada di Amerika Utara, dan untuk Asia, sebagian besar berada di China. Dalam beberapa tahun terakhir, raksasa mobil listrik ini mulai melirik kawasan Asia Pasifik sebelum memulai penjualan resminya di Singapura pada pertengahan 2021 dan mulai beroperasi di Thailand tahun ini.
Sementara itu, di Malaysia, ada sejumlah Tesla yang dijual oleh importir swasta dalam jumlah terbatas. Namun, tidak adanya kehadiran resmi berarti bahwa dukungan purnajual yang merupakanbagian penting dari kepemilikan tidak tersedia.
Seperti dilansir Techwire Asia, meskipun Malaysia telah memiliki anak perusahaan di Penang yang menangani operasi back-office, termasuk keuangan, sejak tahun 2017, mereka belum melakukan penjualan ritel.
Meskipun demikian, setelah setuju untuk hadir di Malaysia, Tesla akan dapat mengisi kesenjangan antara Singapura dan Thailand dengan Supercharger.
Hal itu, pada gilirannya, akan memungkinkan pemilik Tesla untuk berkendara dari ujung selatan Semenanjung Malaysia ke Bangkok dengan pengisian ulang yang terjamin dari Supercharger. Secara kebetulan, Porsche Asia Pasifik juga hampir menyelesaikan jaringan stasiun pengisian daya di tiga negara.
Selain itu, Malaysia baru-baru ini memperpanjang pembebasan bea masuk dan cukai untuk mobil listrik yang diimpor secara utuh (CBU) untuk satu tahun lagi hingga 31 Desember 2025.
Pemerintah Malaysia juga memberikan pembebasan pajak penghasilan sebesar 100% kepada produsen peralatan pengisian daya EV dari tahun penilaian 2023 hingga 2032. Para produsen tersebut juga akan mendapatkan tunjangan pajak investasi sebesar 100% selama lima tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement