Target pertumbuhan neraca yang berkualitas tersebut, lanjut dia, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif terhadap profitabilitas perusahaan, sehingga Net Interest Margin (NIM) diproyeksikan berada di atas 4,8% dan Return on Equity (ROE) di kisaran 15,7% - 16%.
Royke mengakui, tahun 2023 diprediksi sebagai tahun yang penuh tantangan, dengan masih berlanjutnya perlambatan ekonomi dan tekanan inflasi secara global serta masih bergejolaknya hubungan Rusia-Ukraina yang berimbas pada perekonomian dunia. Baca Juga: Pengumuman! RUPST BNI Setujui Bagi-bagi Dividen Rp7,32 triliun
Meski demikian, lanjut Royke, masih ada peluang bagi Indonesia untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tetap berada pada tren yang positif. Salah satunya ditopang dari peluang melandainya inflasi ke angka 3,8% setelah meredanya dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi konsumen. Stabilnya ekonomi domestik ini tentunya akan menjadi katalis pertumbuhan bisnis yang sehat bagi perbankan.
"Dengan mempertimbangkan prospek dan potensi bisnis serta kondisi makro ekonomi, perseroan tetap optimistis bahwa pertumbuhan kinerja akan positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan di 2023," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Advertisement