Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Media Amerika: Ada Hubungan Antara Virus Corona dengan Rakun

Media Amerika: Ada Hubungan Antara Virus Corona dengan Rakun Kredit Foto: Unsplash/Fusion Medical Animation

Ahli biologi evolusi di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis, Florence Debarre mengatakan pada 4 Maret lalu saat ia sedang meneliti pusat data untuk mencari informasi yang berkaitan dengan pasar Huanan, ia menemukan urutan data genetik semakin banyak dari biasanya. Awalnya Debarre tidak menghiraukannya, tapi ia kemudian ia kembali masuk ke pusat data pekan lalu dan menemukan begitu banyak data mentah.

Para pakar virus sudah menunggu data mentah dari pasar Huanan sejak mereka mempelajari laporan dari China pada Februari 2022 lalu. Debarre mengatakan ia memberitahu ilmuwan lain termasuk ketua tim yang mempublikasikan serangkaian penelitian tahun lalu yang menunjuk Pasar Huanan sebagai titik awal pandemi.

Tim internasional yang terdiri dari ahli biologi evolusi di University of Arizona Michael Worobey, pakar virus dari Scripps Research Institute di California Kristian Andersen, dan biolog University of Sydney Edward Holme  mulai menambang data genetik baru sejak pekan lalu.

Ada satu sampel yang menarik perhatian mereka. Salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian itu mengatakan data itu berasal dari gerobak sebuah kios di pasar Huanan yang Holmes kunjungi pada 2014 lalu. Saat itu Holmes melihat kios tersebut meletakan kandang anjing rakun di sebelah kandang burung, lingkungan yang sangat kondusif untuk penularan virus baru.

Tim peneliti menemukan data sampel yang diambil dari gerobak itu pada 2020 itu berisi materi genetik dari virus korona dan anjing rakun.

"Cukup cepat kami menemukan setidaknya salah satu sampel ini, terdapat dapat banyak asam nukleat anjing rakun dan asam nukleat virus,” kata pakar virus dari University of Utah Stephen Goldstein.

Asam nukleat merupakan blok bangunan kimiawi yang membawa informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA).

Para ilmuwan internasional mengatakan setelah menemukan data itu mereka menghubungi peneliti China yang mengunggah data mentah itu untuk bekerja sama, sesuai dengan peraturan repositori daring. Tidak lama kemudian data yang sedang mereka teliti hilang dari GISAID.

Belum diketahui siapa yang menghapus atau mengapa data tersbeut dihapus. Debarre mengatakan tim peneliti sedang mencari lebih banyak data termasuk sampel dari pasar yang belum diungkapkan ke publik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: