Lebanon Ambruk, Ratusan Ribu Siswa Di-DO hingga Sekolah Kosong
Anggaran 2022 mengalokasikan 3,6 triliun lira Lebanon untuk pendidikan atau setara dengan sekitar 90 juta dolar AS pada saat anggaran disahkan pada Oktober.
Jumlah ini kurang dari setengah anggaran 182 juta dolar AS untuk pendidikan dari program kemanusiaan yang didanai donor.
Pemerintah selama bertahun-tahun mengandalkan sekolah swasta dan amal untuk mendidik anak-anak. Badan-badan kemanusiaan dibayar untuk menutupi gaji dan menjaga agar infrastruktur yang bobrok tetap berfungsi.
Sebanyak dua pertiga anak Lebanon pernah bersekolah di sekolah swasta. Namun ratusan ribu putus sekolah dalam beberapa tahun terakhir karena sekolah swasta harus menaikkan biaya sekolah untuk menutupi biaya yang melonjak. Sekolah negeri dan swasta berjuang untuk tetap menyalakan lampu karena biaya bahan bakar meningkat.
Menurut UNICEF, bahkan sebelum pemogokan, lebih dari 700 ribu anak di Lebanon, banyak dari mereka pengungsi Suriah, tidak bersekolah karena krisis ekonomi. Dengan pemogokan itu, 500 ribu anak tambahan bergabung dengan barisan mereka.
“Itu berarti kita sekarang melihat anak-anak berusia 10, 12, 14 tahun dan mereka bahkan tidak dapat menulis nama mereka sendiri atau menulis kalimat dasar,” kata Wakil Perwakilan UNICEF untuk Lebanon Ettie Higgins.
UNICEF mengatakan pada pekan lalu, telah memberikan hampir 14 juta dolar AS untuk membantu lebih dari 1.000 sekolah umum membayar staf. Namun, pemimpin Lebanon harus melakukan perubahan untuk mengatasi masalah pendidikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement