Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Padahal Lagi Senang-senangnya Nikmatin Bali, Para Bule Ukraina Malah Direcokin Turis Rusia: Kami Damai Tanpa Perang

Padahal Lagi Senang-senangnya Nikmatin Bali, Para Bule Ukraina Malah Direcokin Turis Rusia: Kami Damai Tanpa Perang Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Di antara gelombang orang Rusia yang melakukan perjalanan ke Bali adalah Sergei Ovseikin, seorang seniman jalanan yang membuat "mural" anti-perang di tengah sawah. "Mural" itu yang mencerminkan pendiriannya tentang wajib militer dan perang.

“Seperti banyak orang lain yang terpaksa meninggalkan negara asal kami, saya datang ke Bali sebagai turis,” kata Ovseikin.

Baca Juga: Yang Berulah Turis Asing, yang Ditertibkan Jari-jari Netizen Agar Tak Viralkan Kelakuan Bule, Duh!

“Rusia masih dalam situasi politik yang sulit. Saya menentang perang, di mana pun itu terjadi,” katanya.

“Banyak orang yang tidak setuju dengan perang, memilih terbang ke Bali – Rusia, Ukraina, Belarusia, dan lainnya. Kita semua rukun satu sama lain, dan memahami bahwa orang biasa tidak memulai perang ini,” tambahnya.

Berita tentang kemungkinan perubahan aturan visa telah mengguncang beberapa orang Ukraina di Pulau Dewata itu.

Banyak dari mereka meninggalkan tanah air mereka ketika perang pecah dan sejak saat itu hidup dengan tabungan, pergi dan masuk kembali setiap 60 hari untuk menghindari pelanggaran aturan.

“Bali adalah tempat yang bagus,” kata seorang dari Ukraina bernama Dmytro.

“Indah sekali, cuacanya bagus dan merupakan tempat yang aman bagi orang Ukraina, mungkin ada kelompok besar orang Rusia, tetapi tidak ada tentara Rusia,” jelasnya.

Orang-orang Ukraina di pulau itu adalah komunitas yang terjalin erat yang sebagian besar menjauhi orang-orang Rusia dan terkejut dengan kemungkinan perpindahan itu, tambahnya.

“Orang Ukraina menghormati hukum dan budaya Bali. Kami melakukan banyak hal untuk komunitas lokal kami dan tidak menimbulkan risiko apa pun bagi orang-orang di Bali,” kata Dmytro.

“Banyak orang di Ukraina memiliki pertanyaan tentang Bali dan juga ingin datang. Sangat menyedihkan bahwa orang Ukraina ditempatkan di (kategori) yang sama dengan orang Rusia," tambahnya.

"Orang Rusia adalah kelompok turis terbesar kedua di Bali dan jika Anda membaca beritanya, Anda akan melihat seberapa sering orang Rusia melanggar hukum setempat dan tidak menghormati budaya dan tradisi Bali."

“Jadi mengapa orang Ukraina harus menderita padahal bukan kami yang menyebabkan masalah di Bali?”

Konsulat Kehormatan Ukraina di Bali mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CNN bahwa ada sekitar 8.500 warga negara Ukraina di pulau itu pada Februari 2023. Mereka memegang berbagai izin visa sementara dan permanen.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: