Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karyawan Shopee yang Tersisa Bisa Bernapas Lega, Bos Besar Forrest Li Umumkan Hari-Hari Buruk Telah Berakhir

Karyawan Shopee yang Tersisa Bisa Bernapas Lega, Bos Besar Forrest Li Umumkan Hari-Hari Buruk Telah Berakhir Kredit Foto: The Straits Times
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sea Ltd. telah membuat perubahan yang diperlukan untuk memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Pendiri perusahaan yang juga miliarder Forrest Li mengatakan dalam sebuah memo kepada staf dengan meyakinkan para pekerja yang telah selamat dari pemutusan hubungan kerja bahwa hari-hari buruk telah berakhir.

Selama berbulan-bulan lamanya perusahaannya seringkali melakukan PHK yang membuat 'jantungan' bagi karyawan.

Akhirnya, laba bersih kuartalan pertama raksasa internet Asia itu menandai titik balik bagi perusahaan, kata CEO dalam memo internal baru-baru ini yang dilihat oleh Bloomberg News. Perusahaan membuat keputusan yang menyakitkan untuk beradaptasi dengan cepat dan memiliki pijakan yang lebih stabil dengan lebih sedikit inefisiensi, kata Li.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Pongsak Viddayakorn, Dokter Medis Thailand yang Jadi Miliarder

“Saya ingin meyakinkan Anda bahwa, dengan asumsi tidak ada perubahan besar dalam lingkungan eksternal kami, perubahan skala besar kami telah selesai, dan kami tidak melihat adanya perubahan besar lebih lanjut,” ujar Li, mengutip Bloomberg di Jakarta, Selasa (21/3/23).

Namun dia mengingatkan bahwa perusahaan masih perlu membuktikan bahwa bisa mempertahankan keuntungan.

"Dunia akan mengamati untuk melihat apakah hasil kuartal ini hanya sesaat atau awal dari tren jangka panjang," katanya. “Pekerjaan kita belum selesai.”

Sea merupakan perusahaan internet terbesar di Asia Tenggara dan sempat menjadi saham dengan kinerja terbaik dunia. Namun, tahun 2022 menjadi tahun yang menyakitkan bagi perusahaan di dunia yang berubah dengan kenaikan suku bunga, percepatan inflasi dan ketegangan geopolitik. Perusahaan telah kehilangan sekitar USD160 miliar (Rp2.455 triliun) nilai pasar sejak puncaknya pada Oktober 2021 karena pertanyaan tentang prospek menghasilkan uang.

Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan memangkas ribuan pekerjaan, membekukan gaji, dan memangkas lebih dari USD700 juta (Rp10,7 triliun) dari biaya penjualan dan pemasaran triwulanan untuk meyakinkan investor tentang kemampuannya menghasilkan laba.

Mereka juga memangkas sekitar 500 pekerjaan di unit e-commerce Shopee di Indonesia bulan ini, hanya beberapa hari setelah perusahaan melaporkan laba kuartalan pertama yang mengejutkan dibantu oleh pemotongan biaya yang ekstensif tahun lalu.

Berbeda dengan tahun-tahun yang memprioritaskan ekspansi global, perusahaan juga telah menutup operasi di India dan beberapa pasar Eropa dan Amerika Latin untuk memangkas biaya dan mencapai arus kas positif.

“Sebagai sebuah perusahaan, ini adalah pertama kalinya kami mengalami krisis sebesar ini,” kata Li. “Mengambil tindakan besar di awal krisis ini, jauh lebih awal daripada kebanyakan industri kami, memang menyakitkan, tetapi telah menempatkan kami pada posisi yang lebih kuat hari ini.”

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: