Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Panik Hadapi Naik Turun Investasi Saham, BEI Berikan Wejangan

Investor Panik Hadapi Naik Turun Investasi Saham, BEI Berikan Wejangan Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Medan -

Berinvestasi saham tidak selamanya menunjukkan tren kenaikan alias menghasilkan cuan sepanjang waktu. Dalam berinvestasi saham, ada kalanya  pergerakan harga suatu saham dapat berfluktuasi atau mengalami  naik dan turun secara signifikan.

Kepala Bursa Efek Indonesia Wilayah Sumut, Pintor Nasution mengatakan salah satu situasi yang kerap membuat para investor saham panik adalah  ketika harga suatu saham turun karena berbagai faktor.

Baca Juga: Resmi Gandeng BEI, HIPKA Targetkan Dua Anggota IPO Tiap Tahun

"Salah satu variabel yang dapat menyebabkan penurunan harga saham yang signifikan adalah  ketika pasar modal global sedang mengalami koreksi dan berdampak pada  penurunan harga di pasar saham domestik," katanya, Jumat (24/3/2023).

Dalam kondisi seperti ini, investor perlu mempertimbangkan langkah-langkah yang diambil,  khususnya hal-hal yang bisa memicu kerugian yang  signifikan.  

"Pertama,  tidak panik ketika harga saham yang  ada dalam portofolio mengalami potential loss atau harga sahamnya lebih rendah ketimbang harga saham saat investor membelinya. Apalagi jika harga saham terus merosot," ujarnya.

Berusahalah untuk tetap tenang dan jangan panik. Kepanikan bisa memicu pengambilan keputusan yang tergesa-gesa, seperti menjual sekaligus semua saham yang merosot tersebut. Keputusan yang didasarkan pada emosi panik seringkali berbuah kerugian besar.

"Ketika seorang investor sedang mengalami situasi tersebut, investor dapat mencari alternatif lain dalam memitigasi kerugian lebih besar ke depan," katanya. 

Investor dapat melakukan evaluasi terkait kondisi keuangan saham perusahaan yang dimiliki. Jika berdasarkan analisis yang dilakukan kondisi keuangan perusahaan masih cenderung optimis, investor dapat mempertimbangkan untuk mempertahankan saham emiten tersebut.         
"Kedua, investor bisa memutuskan untuk mengoleksi  saham-saham yang sudah tergolong murah atau ketika harga saham tersebut sedang mengalami penurunan .  Metode investasi ini bisa diaplikasikan diikuti dengan pertimbangan kinerja keuangan dan prospek bisnis perusahaan di masa depan," katanya

Dengan demikian, hal ini juga berpotensi  membawa harga saham yang  sebelumnya  turun, kembali naik jika situasi pasar global dan domestik ikut membaik.

"Di sisi lain, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham. Saham suatu perusahaan bisa saja turun harganya karena kondisi ekonomi sedang tidak bagus, padahal secara keseluruhan kondisi perusahaannya masih sangat bagus," katanya.

Baca Juga: Selangkah Lagi Menuju Jokowi Tambah Jumlah Cuti Lebaran, Menhub Budi: Jadinya Mulai 19 April...

Saham perusahaan yang kondisi keuangannya masih baik inilah yang menjadi sasaran investor. Perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat, pengelolaan yang kredibel, serta proyeksi yang bagus di masa mendatang, memiliki potensi saham yang menjanjikan. Jika membeli saat harganya sedang turun, investor  bisa memperoleh imbal yang lebih besar di masa depan.  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: