Kredit Foto: Unsplash/Tommy Krombacher
Indonesia dapat memanfaatkan keberadaan regional comprehensive economic partnership (RCEP) untuk membangun ekosistem kendaraan listrik (electric vehicles/EV) berbasis baterai di dalam negerinya.
RCEP merupakan kerja sama ekonomi regional antarnegara ASEAN+1 yaitu ASEAN, Australia, Cina, Selandia Baru, Jepang, dan Korea Selatan.
“Salah satu klausul yang diatur dalam kerjasama ini adalah mobilisasi investasi antar sesama negara anggotanya,” Kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran di Jakarta, kemarin.
RCEP membuka kesempatan yang lebih besar bagi Indonesia untuk terhubung dengan global value chains atau rantai nilai global. RCEP dapat mendorong masuknya investasi, baik dari luar (foreign direct investment/FDI) maupun dari dalam negeri (domestic investment) ke sektor manufaktur yang dirancang memanfaatkan kawasan RCEP.
Tiongkok dan Korea Selatan adalah pasar utama kendaraan listrik di regional RCEP. Dari 6,6 juta unit penjualan kendaraan listrik pada 2021, penjualan tertinggi terjadi di Tiongkok yakni sebanyak 3,3 juta unit, diikuti Eropa sebanyak 2,3 juta unit, dan Amerika Serikat sebanyak 630 ribu unit.
Kemudahan mengurus surat keterangan asal barang (SKA), serta pemberian tarif preferensi dalam skema RCEP dapat menjadi daya tarik produsen EV maupun baterai listrik global. Apalagi, cadangan nikel dan kobalt yang digunakan sebagai bahan baku baterai listrik sangat melimpah di Indonesia.
Hasran menilai posisi Indonesia dalam pasar kendaraan listrik masih sangat kecil namun berpotensi besar untuk terus berkembang. Apalagi, di Indonesia pengembangan kendaraan listrik menjadi semakin mendesak seiring dengan isu perubahan iklim yang kian menjadi prioritas pengambil kebijakan.
Pada 2019 misalnya, hanya 812 unit kendaraan listrik yang terjual di Indonesia. Tiga tahun berselang, penjualan ini meningkat menjadi 15.437 unit atau meningkat sebesar 1.801%.
Pada 2022, Indonesia sudah memiliki empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, serta 35 perusahaan roda dua dan tiga listrik. Dengan total investasi yang masuk sebesar Rp 1,92 triliun di tahun yang sama, Indonesia sudah mempunyai kapasitas produksi yang memadai dan cukup berkembang dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Advertisement