Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produk Lokal Bisa Go Global, UMKM Go Digital dengan Marketplace

Produk Lokal Bisa Go Global, UMKM Go Digital dengan Marketplace Kredit Foto: Unsplash/ Mimi Thian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Produk Lokal Bisa Go Global" pada Senin (27/3/2023).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Direktur GIS Bursa Efek Indonesia dan Dosen Studi Kelayakan Bisnis UIN Satu, Deny Yudiantoro; Ketua Umum Relawan TIK Indonesia, Fajar Eri Dianto; serta dosen Universitas Gajah Mada (UGM), Novi Kurnia.

Baca Juga: Kemenkominfo Bersama UIN Ar-Raniry Gelar Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Aceh

Kecakapan digital merupakan sebuah kemampuan untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta dompet digital dan lokapasar. Kecakapan digital sangat diperlukan para pelaku usaha untuk bisa melakukan penetrasi terhadap penjualan dan omzetnya.

Direktur GIS Bursa Efek Indonesia dan Dosen Studi Kelayakan Bisnis UIN Satu, Deny Yudiantoro, mengatakan, masih banyak pelaku usaha yang belum memiliki kecakapan digital. Padahal, saat berjualan pedagang harus menunjukkan produk kepada calon pembeli yang kini eksis di media digital. Pentingnya kecakapan digital juga terkait dengan bagaimana produk didistribusikan. Dengan menggunakan berbagai platform yang ada, termasuk marketplace, akan lebih banyak kemungkinan produk terjual.

"Kita gunakan semua media yang ada, marketplace, media sosial dan kita gunakan platform lainnya pastinya gunakan transaksi keuangan yang digital karena anak-anak milenial dan generasi Z semuanya menggunakan produk-produk itu," ungkap Direktur GIS Bursa Efek Indonesia dan Dosen Studi Kelayakan Bisnis UIN Satu, Deny Yudiantoro, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Saat pemilik usaha dan bisnis ketinggalan akan hal tersebut, akan sulit mengejar penetrasi market. Setidaknya terdapat tiga hal yang harus dimiliki pelaku usaha untuk bersaing di era digital, yakni mampu menggunakan dompet digital, mampu bertransaksi di lokapasar, dan bagaimana bertransaksi dengan aman.

Ia juga menekankan pemakaian marketplace, lantaran meski kini pembelian bisa melalui media sosial, pelanggan akan lebih percaya. Sistem yang ada di marketplace biasanya sudah memungkinkan pembeli untuk bisa berkomunikasi dan tanpa transfer langsung ke penjual, menghindari penipuan digital.

"UMKM juga perlu melakukan 3G yaitu, go modern, go digital, dan go online," sambungnya lagi.

Berbagai keunggulan dari digitalisasi yang dilakukan UMKM, maka dapat menjual barang kapan pun karena toko online. Melalui sistem di marketplace penjual juga bisa menjual kapan pun, pasarnya pun tak terbatas dan lebih luas, tetapi dengan risiko kecil. Meski demikian, persaingan dari para penjual lain juga besar sehingga harus ada keunggulan yang ditawarkan seperti dalam hal packaging, layanan purnajual dalam hal menjawab pertanyaan pembeli, serta respons yang cepat.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: