Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Heboh Penolakan Timnas Israel, Presiden FIFA Mohon Jawab Pertanyaan Serius Anak Buah Megawati Ini: Kenapa Rusia Dilarang di Pildun Qatar?

Heboh Penolakan Timnas Israel, Presiden FIFA Mohon Jawab Pertanyaan Serius Anak Buah Megawati Ini: Kenapa Rusia Dilarang di Pildun Qatar? Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

PDI Perjuangan (PDIP) teguh dalam pendirian menolak kedatangan atau bermainnya Timnas Israel di Pildun U-20 yang diselenggarakan di Indonesia. PDIP mempertanyakan standar ganda yang diberlakukan FIFA terkait kepesertaan Israel di Piala Dunia 2023.

Salah satu penolakan keras datang dari politisi PDIP yang juga Gubernur Bali Gubernur Bali Wayan Koster.

"PDI Perjuangan mempertanyakan standar ganda yang diberlakukan oleh FIFA menyangkut kepesertaan Israel dalam Piala Dunia U-20," kata Hasto dalam keterangannya di Unika St.Thomas Medan, Sumatera Utara, Selasa (28/3/20233)

Hasto menuturkan PDIP tidak pernah menolak dan bahkan mendukung pelaksanaan event World Cup U-20 di Indonesia.

Baca Juga: Anies Baswedan Dibaptis dan Ganti Nama Jadi Yohanes? Anak Pendeta Beri Kesaksian Mengejutkan Sampai Singgung Ade Armando: Sebenarnya...

Meski demikian, ia menyebut partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri itu sejak awal terkait pelaksanaan Piala Dunia U-20 bersikap memberikan dukungan. Terbukti melalui komisi-komisi di DPR RI, PDIP memberikan dukungan dalam kebijakan anggaran pemerintah.

Kebijakan dimaksud yakni terhadap upaya pembinaan para pemain dari usia dini, pembangunan Infrastruktur, membangun kompetisi yang menggembleng klub-klub. Dukungan PDIP terbukti dengan keberhasilan Presiden Jokowi melangsungkan berbagai even olahraga internasional di Indonesia seperti Asian games.

Masalahnya, terkait Piala Dunia U-20, belakangan muncul satu persoalan baru. Yakni standar ganda FIFA terhadap negara peserta.

Baca Juga: Kubu Megawati Tolak Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Rocky Gerung Langsung Skakmat: Bung Karno Anti-Imperialisme, Bukan Sepak Bola!

“Ketika menghadapi perang Rusia-Ukraina menghadapi Piala Dunia di Qatar, FIFA melarang Rusia dalam play off. Dan kemudian saat ini terjadi kondisi atau hal yang sama (terkait Israel dan Palestina, red),” kata Hasto.

Menurutnya Israel dibawah kepemimpinan Benyamin Netanyahu, terjadi kekerasan secara massif di Tepi Barat. Bahkan rumah sakit pun dibom.

“Sehingga kita memahami, kami melakukan kajian-kajian termasuk ada data survei yang menyatakan sentimen negatif. Kemudian ada kelompok tertentu yang mau menunggangi piala dunia yang sebenarnya jauh dari politik, untuk tujuan politik. Kita masih ingat bagaimana terjadi berbagai tindak kekerasan yang dilakukan ekstrem kanan,” urai Hasto.

Masalahnya kata dia berbeda dengan Rusia, FIFA tak bereaksi terhadap aksi Israel. Dan sama sekali tak ada penjelasan dari FIFA mengenai beda perlakuan ini.

“Dan ini tidak terjadi di Israel. Ini kan membangun sentimen terhadap bangsa Palestina,” kata Hasto.

“Untuk itu secara fair seharusnya FIFA harusnya memperhatikan hal ini, memerhatikan aspek bahwa Israel yang telah melakukan pelanggaran kemanusiaan tidak boleh diikutsertakan dalam U-20,” kata Hasto.

Lebih lanjut, ia percaya Presiden Jokowi akan mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan baik. Jokowi ucap Hasto, akan mengambil win-win solution.

“Dan kami percaya pak Jokowi mampu menyelesaikan persoalan ini dengan kemampuan pak Jokowi, dengan lobi ketua umum PSSI, akan ada solusi terbaik,” kata Hasto.

Sebagai contoh, Hasto mengatakan ada yang usul aga Piala Dunia U-20 tetap sesuai jadwal, namun pertandingan tim Israel dilakukan di negara tetangga RI.

“Kita tak masalah dengan solusi demikian, misalnya,” kata dia.

Baca Juga: Berbeda dengan Jokowi, PDIP Maknai Penolakan Timnas Israel Sebagai Sikap Politik Indonesia

Selain itu Hasto juga menjawab pertanyan wartawan soal ketersinggungan Israel terkait adanya penolakan tim mereka di dalam negeri. Apalagi Israel merupakan tim yang kuat.

Menjawab itu, Hasto mengatakan Indonesia adalah negara yang merdeka. Dan sikap PDIP mendapatkan pembenaran secara historis.

“Karena Gelora Bung Karno itu ada (dibangun) ketika kita menolak kesertaan Israel di Olimpiade, lalu kita membangun Gelora Bung Karno yang begitu megah sampai sekarang. Itu karena sikap yang konsisten bagi kita,” ujarnya.

Lebih jauh, Hasto mengatakan pihaknya berharap kejadian ini seharusnya menjadi momentum bagi semua untuk memahami dan mewujudkan, praktik kemanusian adalah yang utama.

“Bahwa olahraga yang seharusnya dilakukan oleh FIFA juga mengedepankan praktik-praktik kemanusiaan yang hakiki, yang mana negara manapun tidak boleh melanggar prinsip-prinsip hukum internasional itu,” ujar Hasto.

Baca Juga: Kubu Megawati Tolak Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Rocky Gerung Langsung Skakmat: Bung Karno Anti-Imperialisme, Bukan Sepak Bola!

Ia kemudian kembali menekankan soal standar ganda FIFA.

“Kita kritik terjadinya perang Rusia-Ukraina. Meskipun Rusia bertindak karena ada aksi provokatif NATO menjadikan Ukraina sebagai benteng dalam menghadapi Rusia. FIFA pun mencoret Rusia pada saat playoff Piala Dunia karena alasan kemanusiaan. Kenapa FIFA memperlakukan hal yang berbeda untuk Israel?” kata Hasto.

Menurtnya Indonesia siap jadi tuan rumah yang baik, menjadikan FIFA sebagai pahlawan dunia sekiranya fair. Ia berharap FIFA punya sikap yang sama dalam menegakkan kemanusiaan dan hukum internasional melalui PBB.

"Karena alasan kemanusiaan, kita tidak mencampuradukkan antara olahraga dan politik. Justru politik mengambil spirit dari olahraga, mensana in corpore sano,” katanya.

“Maka dalam menghadapi tindakan antikemanusiaan yang dilakukan Rusia secara sepihak menyerang Ukraina, maka FIFA juga harus memperlakukan hal yang sama ketika Israel juga melakukan aksi bombardir terhadap Palestina. Karena bagi kita kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Hukum internasional telah mengatur itu. Ini adalah hal prinsip,” pungkas Hasto.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: