Konglomerat Jepang Kecipratan Untung dari Alibaba Usai Kepulangan Jack Ma, Saham SoftBank Auto Melonjak!
Saham SoftBank Group Corp melonjak pada hari Rabu setelah konglomerat e-commerce China Alibaba Group mengumumkan rencana restrukturisasi besar-besaran setelah kepulangan founder-nya, Jack Ma. Softbank, investor teknologi Jepang memiliki 13,7% saham di raksasa e-commerce tersebut.
Saham SoftBank yang dimiliki Masayoshi Son ini naik 5,6% dalam perdagangan sore, di jalur untuk membukukan persentase kenaikan terbesar dalam lima bulan. Saham Alibaba naik 13,2%.
Melansir Reuters di Jakarta, Kamis (30/3/23) Alibaba mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk membagi menjadi enam unit dan mengeksplorasi penggalangan dana atau daftar untuk sebagian besar dari mereka, dalam restrukturisasi terbesar dalam 24 tahun sejarahnya.
Analis SBI Securities, Shinji Moriyuki, mengatakan perpecahan itu mungkin akan mencegah pengawasan pemerintah China terhadap operasi Alibaba yang memengaruhi anggota grup lainnya.
Tindakan keras China yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir terhadap perusahaan domestik marquee-nya, terutama di sektor internet, pendidikan swasta, dan properti dengan menghapus miliaran nilai pasar dan membebani sentimen investor.
"Investor mengambil hati dari rasa ketidakpastian atas Alibaba yang telah sedikit mereda ... ada diskon tertentu untuk saham SoftBank mengingat arah sektor internet China yang tidak jelas," kata Moriyuki.
Alibaba mengatakan pada hari Selasa akan dibagi menjadi enam unit: Cloud Intelligence Group, Taobao Tmall Commerce Group, Local Services Group, Cainiao Smart Logistics Group, Global Digital Commerce Group dan Digital Media and Entertainment Group.
Alibaba sendiri akan mengatur ulang menjadi struktur perusahaan induk, dengan Daniel Zhang mempertahankan posisinya sebagai CEO grup, dan dengan CEO dan dewan yang terpisah untuk masing-masing dari enam sub-divisi.
Direktur Manajemen Aset Ichiyoshi Mitsushige Akino mengatakan bahwa investor mengejar SoftBank lebih tinggi mengingat lonjakan saham Alibaba, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah perombakan tersebut akan membawa pertumbuhan yang langgeng ke perusahaan China.
"Saya tidak yakin apakah kenaikan 5% (dalam saham SoftBank) dapat dibenarkan. Saya yakin pesanan beli, termasuk short covering, dilakukan sebagai tanggapan terhadap faktor baru ini untuk diperdagangkan. Kami hanya harus menunggu dan melihat bagaimana ini benar-benar berhasil," kata Akino.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Advertisement