Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hasto PDIP: Stadion GBK Lahir Sebagai Bentuk Penolakan Terhadap Israel!

Hasto PDIP: Stadion GBK Lahir Sebagai Bentuk Penolakan Terhadap Israel! Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku sangat amat menyesal dengan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Hasto Kristiyanto, selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP menegaskan, partainya tak pernah sekali pun menolak pesta bola lima tahunan tersebut.

Penolakan terhadap tim nasional (timnas) Israel untuk bermain di Indonesia adalah hal yang fundamental guna menyuarakan kemanusiaan dalam hubungan antarbangsa. Dia menyebut, PDIP memiliki landasan yang kuat dalam sikap penolakan terhadap negara yang menjajah Palestina tersebut.

"Sikap yang kami sampaikan memiliki landasan kuat secara konstitusi dan juga historis. Suara menolak kehadiran Israel adalah suara kemanusiaan, bukan kehendak politis, kesadaran sejarah juga harus terus diperkuat," ujar Hasto lewat keterangannya di Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Baca Juga: Rocky Gerung Sayangkan Sikap PDIP Tolak Timnas Israel: Bung Karno Tidak Anti pada Sepak Bola, Tetapi...

"Untuk diingat, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) lahir sebagai penolakan terhadap Israel," kata Hasto menegaskan.

Menurut dia, PDIP sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah terkait penolakan terhadap tim nasional Israel sejak Agustus 2022.

Salah satunya, aspirasi tersebut disuarakan ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi dan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno. Sikap penolakan muncul setelah Israel dipastikan lolos kualifikasi.

Dengan harapan, sambung dia, agar bisa dicari solusi yang terbaik, salah satunya dengan memindahkan pertandingan Israel di negara tetangga terdekat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: