Pengamat Kritik Keras Israel Tembak Gas Air Mata Saat Pertandingan Sepakbola di Stadion Palestina
Pengamat sepakbola Indonesia, Aun Rahman, menilai serangan Israel terhadap Faisal Stadium sebagai situasi luar biasa. Pasalnya, hukum perang melarang pihak militer untuk menyerang objek publik kecuali digunakan sebagai markas militer.
"Penyerangan Israel terhadap Faisal Stadium itu extraordinary situation. Karena hukum perang melarang pihak militer untuk menyerang objek publik," ujar Aun dalam keterangan tertulis.
Aun mengabarkan mantan pemain Persib Bandung Mo Rashid diduga menjadi korban dalam insiden tersebut. Mi Rahid disebut saat ini bermain bagi klub yang ada di laga tersebut.
"Saya pribadi sudah mencoba mengontak Mo Rashid (pemain Palestina yang ada di laga tersebut, dia pernah bermain di Persib Bandung). Untuk mengetahui kabar dan situasi di sana. Tapi sejauh ini belum ada respons," ujarnya.
Lebih lanjut, Aun menuturkan Faisal Stadium seharusnya tidak boleh diserang karena terletak di Al-Ram, West Bank, yang merupakan "neutral zone" di mana seharusnya tidak ada kontak senjata di sana.
Namun, situasi konflik dan restriction di wilayah Gaza dan West Bank membuat situasi tidak ideal bagi pesepakbola Palestina. Mereka bahkan harus menjalani pemeriksaan selama berjam-jam hanya untuk menyeberang.
"Ini yang kemudian bikin Liga Palestina gak bisa jalan secara proper. Akhirnya Liga Palestina cuma menyertakan klub yang berdomisili di West Bank," ujarnya.
Aun juga menambahkan bahwa persoalan lainnya adalah FIFA Security module tidak mencakup apabila sebuah stadion mengalami serangan militer. Contingency plan hanya terkait kerusuhan atau bencana alam.
Menurutnya, ini menjadi isu yang harus diatasi oleh FIFA, agar olahraga sepakbola tetap bisa berjalan dengan aman dan tertib, terutama di negara-negara yang sedang dilanda konflik seperti Palestina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement