Gibran Sesalkan Hilangnya Potensi PAD dari Piala Dunia U-20, Eks Jubir Gus Dur: Yang Belum Masuk Disesali, yang Sudah Masuk Dikorupsi
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyesalkan hilangnya potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Pernyataan ini langsung direspons Mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi.
Ia menilai hal itu tidak perlu disesali karena PAD dari Piala Dunia U-20 tersebut sifatnya memang masih berupa potensi dan perkiraan.
Baca Juga: Sudah Ikhlas dengan Keputusan FIFA, Gibran Sampaikan Permintaan Maaf ke Ganjar dan Wayan Koster
"PAD dari Piala Dunia U-20 itu kan baru potensi, Mas Gib. Gak usah disesali," ujar Adhie dalam keterangannya (31/3/2023).
Menurut Adhie, ada baiknya jika fokus menjaga yang telah menjadi PAD. Oleh karena, di beberapa daerah hal tersebut dijadikan bancakan atau hidangan korupsi.
"Lebih baik jaga yg sudah jadi PAD saja. Di banyak daerah kan dijadikan bancakan (hidangan) korupsi," lanjutnya.
Dikatakan Adhie, sesuatu yang aneh jika sesuatu yang belum masuk dan baru berpotensi menjadi PAD kemudian disesali.
"Aneh, yang belum masuk disesali, yang sudah masuk tapi dikorup, skandal Rp 349 T tidak bikin jengkel!" tukasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengungkap potensi kerugian jika Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Salah satunya yang akan dirasakan adalah Persis Solo yang saat ini terpaksa harus pindah home base.
Selain itu, Gibran menyebutkan adanya pengorbanan harus kehilangan pendapatan asli daerah (PAD). Selain itu, Gibran mengaku kasihan kepada para PKL yang beberapa kali harus ditutup karena adanya inspeksi FIFA.
"Pengorbanan kehilangan PAD, tapi nggak papa. Tapi saiki piala dunia melu hilang, rodho njengkelke (agak menjengkelkan), mesakke PKL juga, PKL wis komitmen juga," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement