PT Pupuk Indonesia (Persero) tengah serius untuk mengembangkan ammonia sebagai salah satu langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Setidaknya, ada tiga langkah yang disiapkan untuk pengembangan Ammonia di Indonesia.
Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto mengatakan, langkah pertama adalah kolaborasi dan kerjasama dengan beberapa pelanggan Pemilik teknologi. Untuk langkah pertama ini, Pupuk Indonesia sudah mulai dijalankan melalui kerjasama dengan TOYO Engineering Corporation hingga Mitsui & Co Ltd.
"Kami punya kerjasama dengan TOYO dan perusahaan lainya seperti Mitsui karena mereka sudah memiliki teknologi sedangkan Pupuk Indonesia memiliki sarana prasarana yang diperlukan," ucapnya.
Kemudian langkah kedua adalah dengan melakukan kolaborasi bersama pelaku industri guna mengatasi kebutuhan bersama. Kolaborasi ini bisa dilakukan dengan cara saling bertukar produk yang dibutuhkan oleh masing-masing.
Baca Juga: Adopsi Teknologi Jepang Jerman, Pupuk Indonesia Siap Kembangkan Industri Green Amonia
"Contohnya apa yang bisa ditukarkan dengan produk kita. Jadi dalam saat yang sama kita bisa mematuhi sasaran dekarbonisasi," kata Nugroho.
Lalu yang terakhir adalah pentingnya kolaborasi antar ekosistem yang lebih luas. Misalnya adalah melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan di lintas sektor seperti kelautan hingga energi.
"Ketiga kolaborasi antar ekosistem yang lebih luas. Saya meyakini kami tidak bisa menghindari bahwa Ammonia akan menjadi sumber energi masa depan dan akan dikonsumsi bukan hanya yang kita ketahui sekarang tapi dalam industri maritim dan sebagainya," jelas Nugroho
Melalui tiga langkah ini, diharapkan penggunaan ammonia bisa semakin masif di berbagai bidang sehingga bisa membantu pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Pada akhirnya, target Net Zero Emission pada tahun 2060 bisa tercapai.
"Jadi kami berusaha untuk mengurangi mendekarbonisasi apa yang sudah kami miliki dari pabrik ammonia kami, dari pembangkit listrik kami dan juga fasilitas lain yang mengeluarkan emisi rumah kaca," kata Nugroho.
Executive Officer/Division Director of Solution Business Toyo Engineering Corp, Eiji Sakata mengatakan, Toyo siap membantu Pupuk Indonesia dan pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, Toyo menjalin kerjasama dengan Pupuk Indonesia untuk membangun pabrik di Indonesia untuk memproduksi Ammonia.
"Punya ketertarikan dan peluang besar untuk memasuki bidang ammonia. Untuk TOYO, kegiatan kami pada produk Ammonia hijau dan biru," jelasnya.
Baca Juga: Kembangkan Ekosistem Hijau, Pupuk Indonesia Diminta Fokus Kembangkan Amonia
Managing Executive Officer IHI Corporation, Nobuhiko Kubota mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, IHI telah menyiapkan rantai pasok ammonia dari mulai hulu hingga ke hilir.
Meski ada beberapa tantangan berkaitan dengan teknologi, IHI akan secara konsisten melakukan produksi ammonia hijau. Sementara di hilir, IHI juga memikirkan mengenai penggunaannya.
Di hilirnya penggunaan ammonia dan memasukan ammonia ke turbin gas dengan 2 mw. Untuk maritim kami sedang berusaha untuk membuat industri maritim dan baru baru ini di Jepangenggunakan ammonia sebagai industri penempaan baja dan sebagainya," kata Nobuhiko.
Business Development Director Southeast Asia & Australia KBR Inc, Roy Daroyni, mengatakan ammonia bisa dijadikan salah satu solusi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Mengingat, ammonia bisa digunakan menjadi banyak sekali sumber energi termasuk transportasi.
"Jadi kenapa menggunakan ammonia sebagai bahan bakar, karena ammonia dapat mengurangi emisi karbon dioksida dan kita bisa melanjutkan penggunaan aset-aset yang sudah ada. Jadi kita berusaha berfokus untuk mencapai hal tersebut melalui ammonia bersih," kata Roy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement