Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan secara umum penurunan harga beras mulai terjadi di kota-kota di pulau Jawa dan Sumatera. Meskipun demikian kota-kota di Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur masih mengalami kenaikan harga beras.
“Dari 90 kota yang diamati terdapat 29 kota mengalami penurunan harga beras, satu kota tidak mengalami perubahan, dan 60 kota masih mengalami kenaikan harga beras,”Kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut dikatakan untuk kenaikan harga beras tertinggi tercatat di Luwuk, Sulawesi Tengah dengan kenaikan sebesar 25,44% dibandingkan bulan sebelumnya.Sementara itu penurunan harga beras terdalam terjadi di kota Mataram sebesar 8,50% secara bulanan.
“Jika lihat secara spasial, kenaikan tertinggiterjadi di Pulau Sumatera yaitu di kota Bengkulu sebesar 2,82%. Sementara penurunan terdalam di kota Lhokseumawe sebesar -3,42%,”tambahnya.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Impor Beras Tak Ganggu Harga Petani
Sementara itu kenaikan tertinggi di pulau Jawa terjadi di Kota Yogyakarta sebesar 4,72%, sedangkan penurunan terdalam terjadi di kota Serang -4,72%. Untuk kenaikan tertinggi di pulau Bali dan Nusa Tenggara terjadi di Maumere sebesar 7,86% sedangkan penurunan terdalam di kota Mataram sebesar -8,50%.
Untuk di pulau Kalimantan, kenaikan tertinggi terjadi di kota Palangkaraya sebesar 3,11% dan kenaikan terendah di kota Banjarmasin sebesar 0,23%. BPS menyebut beras menjadi salah satu penyumbangkomoditas penyumbang utama inflasi tahunan Maret 2023 dengan andil 0,35%.
Dikatakannya selain beras, tarif angkutan udara, bensin, cabe rawit dan rokok kretek filter turut mendorong inflasi bulan lalu yang tercatat 0,18% secara bulanan (mtm) atau ada kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 114,16 pada Februari 2023 menjadi 114,36 pada Maret 2023
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement