Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Posisi China Makin Terhimpit, Xi Jinping Terpaksa Melunak ke Jack Ma Cs

Posisi China Makin Terhimpit, Xi Jinping Terpaksa Melunak ke Jack Ma Cs Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah China kehilangan potensi ekonomi sebesar USD1 triliun usai menghantam habis-habisan industri teknologi di negaranya pada tahun 2020 lalu. Tetapi hari ini, Beijing tampak mulai melunak ke raksasa teknologi, terutama Alibaba dan Jack Ma. Hal ini terbukti lewat pergerakan positif saham China.

Untuk diketahui, belum lama ini, Alibaba mengumumkan restrukturisasi besar-besaran dengan akan membagi bisnisnya menjadi 6 unit.

"Strategi ini dirancang untuk meningkatkan daya saing dan nilai pemegang saham," kata juru bicara perusahaan, mengutip CNBC International di Jakarta, Selasa (4/4/23).

Baca Juga: Konglomerat Jepang Kecipratan Untung dari Alibaba Usai Kepulangan Jack Ma, Saham SoftBank Auto Melonjak!

Padahal, jika dilihat 2 tahun silam, hal itu tak mungkin terjadi karena pemerintah China menentang habis-habisan ekspansi perusahaan teknologi yang sudah menjadi dinasti konglomerat tersebut.

Menurut Efstathopoulos, restrukturisasi Alibaba menunjukkan pemerintah China sudah memberi lampu hijau dan melunak ke raksasa teknologi.

Tanda lainnya adalah kembalinya pendiri Alibaba, Jack Ma, ke China setelah 'kabur' dari negara itu selama 2 tahun lantara ditekan pemerintah.

"Kemunculan Ma di Hangzhou bukan karena dia lelah jalan-jalan. Menurut saya, ini memperlihatkan sikap pemerintah yang mulai 'longgar' ke sektor privat seperti Alibaba," kata analis dari Yale University, Stephen Roach.

Ma yang blak-blakan membuatnya harus melihat seluruh bisnisnya dihantam habis-habisan China. Alhasil, perusahaan fintechnya, Ant Group, yang berafiliasi dengan Alibaba, terpaksa harus membatalkan IPO di Hong Kong dan Shanghai.

Setelah itu, berturut-turut pemerintah China melayangkan denda antitrust ke Alibaba. Alasannya karena praktik algoritma yang dilancarkan kedua perusahaan dianggap menyalahi aturan.

Akhirnya, pemerintahan Xi Jinping ini pun melunak ke Jack Ma Cs lantaran perekonomian China yang terpukul akibat kebijakan Covid yang terlampau ketat.

Terlebih, aturan yang mengekang bagi perkembangan sektor teknologi juga membuat ekonomi melambat. Hari ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5%.

Untuk mencapai itu, China sadar betul perlu bantuan sektor privat, terutama di industri teknologi. China saat ini juga tengah digempur pihak global.

"China menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kompetisi sektor teknologi yang makin kencang dengan AS," kata analis teknologi dari Trivium China, Linghao Bao.

"Posisi China kian terhimpit. Mereka perlu mengambil taktik yang tepat. Mengekang industri teknologi dalam negeri tak masuk akal di situasi seperti sekarang," ia melanjutkan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: