Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagi Cak Imin, Kekuasaan Tak Ada Artinya jika Tak Bernilai Ibadah

Bagi Cak Imin, Kekuasaan Tak Ada Artinya jika Tak Bernilai Ibadah Kredit Foto: Instagram/Muhaimin Iskandar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, mengeklaim bahwa ketua umum partainya, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), merupakan salah satu bakal calon poresiden potensial yang muncul dengan modal gagasan.

Jazilul menyebut, Cak Imin merupakan figur yang muncul dari desa. Dia mengeklaim jika Cak Imin mengetahui betul kesulitan yang dialami rakyat.

Baca Juga: Nyesek Lihat Keputusan FIFA yang Batalkan Piala Dunia, Cak Imin: Rasanya Perih...

Menurut Jazilul, ketua umumnya itu tidak memosisikan kekuasaan sebagai bentuk pencapaian yang mesti dipertahankan. Bagi Cak Imin, kata Jazilul, kekuasaan tidak ada artinya jika tidak bernilai ibadah dan tidak bisa dijadikan sebagai jalan untuk mengangkat kepentingan rakyat. 

"Bagi Gus Muhaimin dan PKB, kekuasaan tidak ada artinya jika tidak bernilai ibadah dan tidak bisa dijadikan sebagai jalan untuk mengangkat kepentingan rakyat. Gus Muhaimin memiliki track record yang begitu panjang sebagai pemimpin," kata Jazilul dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/4/2023).

Dia juga mengeklaim, Cak Imin berhasil menjadi Ketua Umum PKB dengan perolehan kursi di parlemen terbesar sepanjang sejarah sejak partai ini lahir, yakni 58 kursi. Sebagai aktivis, Jazilul juga menyebut kariernya memuncak dengan kader yang begitu banyak.

"Karena itu, kalau Gus Muhaimin tidak maju sebagai capres, hal itu justru meninggalkan tanggung jawab. Gus Muhaimin maju sebagai capres karena ini menjadi tanggung jawab sejarah yang harus ditulis Gus Muhaimin untuk kepentingan bangsa Indonesia ke depan," tegasnya.

Di antara gagasan besar yang ditawarkan Cak Imin sebagai pemimpin, kata Jazilul, adalah akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan desa sebesar Rp5 miliar per desa. Dia menilai, gagasan tersebut merupakan bentuk dari kementerian figur Cak Imin akan tingginya angka kemiskinan di desa. 

"Jika ingin membangun bangsa harus dimulai dari desa, mengangkat perekonomian masyarakat desa. Gagasan itu bukan asal muncul karena berdasarkan hitungan fiskal kita sangat mencukupi," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: