Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AHY Punya Kelebihan yang Tidak Dimiliki Khofifah Jika Jadi Wakil Anies Baswedan

AHY Punya Kelebihan yang Tidak Dimiliki Khofifah Jika Jadi Wakil Anies Baswedan Kredit Foto: Demokrat

Jika mengambil Mahfud MD sebagai cawapres, suara Prabowo menjadi 39 persen dan Ganjar 44 persen. Jika berpasangan dengan Puan, suara Prabowo menjadi 36 persen dan Ganjar 42 persen. 

Dalam uji statistik, semua nama yang coba dipasangkan dengan Prabowo sebagai cawapres melawan Ganjar tidak menaikkan suara Prabowo secara signifikan.

Saiful menyimpulkan bahwa tidak ada nama cawapres sejauh ini yang bisa membantu menaikkan suara Prabowo. Prabowo, kata dia, harus bergantung pada dirinya sendiri untuk mengalahkan Ganjar.

Sementara untuk Anies, ada dua nama yang potensial meningkatkan suaranya melawan Ganjar jika dijadikan cawapres. Mereka adalah Khofifah dan AHY.

“Kalau calon wakil presiden untuk Anies adalah Khofifah atau AHY, maka ada peluang untuk memperkuat elektabilitas Anies secara signifikan,” jelas Saiful.

Baca Juga: Disindir Sekjen PDIP karena Bungkam Soal Timnas Israel, Tim Anies Baswedan Beri Balasan: Dia Pilih Sibuk Bertemu Rakyat

Saiful melihat indikasi Anies lemah di Jawa Timur. Khofifah sebagai orang yang berpengaruh di Jawa Timur dapat menutupi kekurangan ini. Khofiffah sudah beberapa kali teruji kompetitif dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur.

Selain Khofifah, AHY juga berpotensi menaikkan suara Anies secara signifikan jika diambil sebagai cawapres melawan Ganjar. Alasannya, menurut Saiful, adalah karena AHY tidak bisa dipisahkan dari Demokrat dan lebih khusus dengan SBY. 

SBY adalah orang Pacitan, Jawa Timur, dan punya basis yang sangat kuat di wilayah tersebut. 

Kemenangan Demokrat pada Pileg 2009 sekitar 20 persen dan mengalahkan PDIP, lanjut Saiful, adalah karena dukungan yang sangat kuat dari Jawa Timur. Jawa Timur adalah lumbung suara Demokrat ketika itu. 

Khofifah dan AHY memiliki basis yang sama-sama kuat di Jawa Timur. Bedanya, lanjut Saiful, Khofifah kuat di basis santri NU yang ada di wilayah Tapal Kuda. Sebaliknya, SBY atau AHY memiliki basis di wilayah Mataraman. Mataraman adalah daerah yang secara tradisional dalam studi antropologis disebut sebagai daerah kaum abangan. 

“Dua tokoh ini, Khofifah dan AHY, bisa mengisi kekurangan Anies,” kata Saiful.

Pertanyaannya, lanjut Saiful, siapa di antara keduanya yang kemudian lebih potensial untuk dipertimbangkan menjadi cawapres Anies? 

Baca Juga: Demokrat Beri Dukungan Resmi ke Anies Baswedan, Moeldoko Cs Makin Semangat Buat Ambil Alih Partai! Pengamat: Sudah Terlihat!

Khofifah, kata Saiful, memang memiliki kekuatan elektoral seperti AHY, tapi dia tidak punya kekuatan politik untuk membangun koalisi. Khofifah bukan tokoh partai yang bisa mengarahkan keputusan partai untuk berkoalisi. 

Sementara AHY adalah ketua umum Partai Demokrat. Dan partainya sudah menginginkan agar dia menjadi cawapres Anies. Dan jika Demokrat mencabut dukungan atau keluar dari Koalisi Perubahan, maka koalisi itu akan bubar. 

“Di situ kekuatan AHY yang tidak dimiliki oleh Khofifah. AHY punya partai sebagai kekuatan politik yang bisa menggenapi Koalisi Perubahan (yang mendukung Anies sebagai Capres),” simpulnya. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: