Harapan Amien Rais Punya Presiden di 2024: Tidak Dungu, Tidak Suka Bohong dan Ijazahnya Asli
Ketua Dewan Syuro Partai Ummat Amien Rais meminta rakyat harus cerdas mengamati capres-capres yang kelak akan menggantikan posisi Presiden Jokowi.
Amien berharap agar presiden ke-8 pengganti Jokowi adalah sosok yang memenuhi syarat tidak suka berbohong, tidak suka berkhianat dan tidak dungu.
"Pemimpin itu harus sidiq (berkata jujur atau tidak bohong), amanat (dapat dipercaya, kalau berjanji tidak ingkar), fathonah (cerdas). Dan hindari pemimpin yang suka berbohong, khianat, suka menyembunyikan, bodoh atau dungu," kata Amien Rais.
Mantan Ketua MPR RI itu tidak mau peristiwa skandal politik Watergate di Amerika Serikat pada 1972 yang menjatuhkan Presiden Richard Nixon terulang di Indonesia.
"Rakyat Amerika Serikat tidak bisa menerima kebohongan Nixon. Ini contoh di luar negeri, tapi presiden kita pun di waktu yang akan datang tidak boleh kejangkitan bohong, kejangkitan khianat, kalau dalam bahasa Jawa, "Esuk dele, sore tempe," jelasnya.
Kebohongan, lanjut Amien, seperti misalnya janji tidak akan impor dan tidak akan menambah utang baru tapi pada kenyataannya malah sebaliknya.
"Kemudian menyembunyikan realitas korupsi yang sudah menggurita, penguasaan pertambangan dan kehutanan, perbankan ke pihak asing, tapi ditutup-tutupi," jelasnya.
Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu berharap agar partai-partai koalisi segera mengumumkan capresnya, agar rakyat tahu track record dan kapasitas calon presidennya.
"Semakin cepat capres-cawapres diumumkan oleh koalisi partai semakin bagus, rakyat bisa menguji jejak digitalnya, keaslinya ijazahnya dan track recordnya selengkap mungkin," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement