Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anggap Spanduk Tolak Anies Rekayasa, Musni Umar Sebut Isu Politik Identitas Cuma Pesanan dari Jakarta: FPI-HTI Orang Baik...

Anggap Spanduk Tolak Anies Rekayasa, Musni Umar Sebut Isu Politik Identitas Cuma Pesanan dari Jakarta: FPI-HTI Orang Baik... Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Musni Umar memberikan pembelaan terhadap Anies Baswedan. Profesor Sosiologi itu menduga bahwa munculnya spanduk penolakan terhadap Anies saat mengunjungi suatu daerah merupakan rekayasa.

Diketahui, jelang Pilpres 2024, Anies disebut tetap melakukan kunjungan ke berbagai daerah meski di bulan Ramadan ini.

Baca Juga: Kubu Anies Baswedan Mohon Siap-siap! Manuver Moeldoko Cs Ambil Alih Demokrat Tak Bisa Dianggap Remeh: 'Demokrasi Terancam!'

"Ada ormas kecil yang diduga dibiayai, selalu pasang spanduk penolakan setiap mas Anies ke suatu daerah. Fakta sosiologis, mas Anies disambut bak lautan manusia saking ramainya yang sambut," cuit Musni Umar, dikutip Senin (10/4/2023).

Mantan rektor Universitas Ibnu Chaldun itu menjelaskan, dalam setiap kunjungan Anies ke berbagai daerah di Jawa Tangah dan Jawa Timur, meski tidak dipublikasikan, disambuat baik oleh para kiai.

Dia melanjutkan, spanduk penolakan yang muncul hanyalah tipuan. "Spanduk penolakan bukan merupakan fakta sosiologis. Spanduk penolakan merupakan rekayasa politik dari Jakarta dgn isu khilafah, FPI, HTI, radikal, politik identitas dll. untuk memojokkan Anies dan memecah belah," jelasnya.

"FPI orang2 baik bukan para koruptor dan komunis. Mrk selalu menolong masyarakat yg alami bencana. HTI orang2 baik, bukan komunis dan bukan koruptor. HTI tdk percaya demokrasi," katanya melanjutkan.

Meski begitu, Musni Umar mengingatkan bahwa kedua ormas tersebut sudah dibubarkan. "Kedua ormas sdh dibubarkan oleh rezim, mengapa dikaitkan dengan Anies," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: