Wacana Pembentukan Koalisi Besar Menguat, Prabowo Subianto Bakal Lancar Jaya Jadi Capres? Begini Kata Pengamat
Pertemuan Prabowo Subianto dengan sejumlah ketum parpol baik yang memiliki kursi di parlemen maupun tidak jadi sorotan. Langkah ini juga dilakukan pada momen penjajakan membangun koalisi besar istana.
Momen ini rupanya dinilai menjadi indikator mengukur magnet politik Prabowo, khususnya di antara partai pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf yang tak cukup kuat.
“Karena faktor nominasi figur capres-cawapres tentu menjadi indikator utama pembentukan koalisi besar,” kata peneliti BRIN, Wasisto Raharjo Jati di Jakarta, Sabtu (8/4/2023).
Menurutnya, membentuk koalisi besar hanya menarik pada tataran wacana namun memiliki tantangan besar dalam pelaksanaannya.
Walaupun Prabowo menjadi satu-satunya ketum partai dengan elektabilitas tinggi sebagai capres, data survei tak cukup meyakinkan parpol lain mau mengusung Prabowo yang sudah dalam dua kali pilpres kalah tersebut. Malahan, pernah kalah pula dengan status cawapres.
Wasisto menengarai, para ketum parpol juga memiliki aspirasi bahkan ingin pula diusung pada pilpres. Situasi ini dapat dibaca dari sikap Ketum Golkar Airlangga Hartarto maupun Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Dengan demikian, membangun koalisi besar atau meleburkan Koalisi Indonesia Bersatu dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya sulit terwujud atau butuh waktu panjang untuk mencapai kompromi. Artinya, apabila Prabowo tertarik maju pilpres melalui koalisi gemuk, butuh lobi-lobi ekstra.
“Koalisi besar ini memperhatikan aspirasi tiap-tiap partai terutama partai parlemen yang mestinya juga punya calon yang diunggulkan,” tuturnya.
Pandangan berbeda disampaikan oleh Direktur Indonesia Political Review Ujang Komaruddin. Dia meyakini hanya Prabowo yang memungkinkan diusung sebagai capres melalui koalisi besar. Hanya para ketum parpol lainnya harus berkompromi untuk menentukan siapa cawapresnya.
Menurut Ujang, peluang terbentuknya koalisi besar memungkinkan walau masih 50:50. Artinya tim Prabowo juga membaca kemungkinan ini dan harus membuktikan kelihaiannya apabila ingin diusung dalam koalisi besar.
Dengan adanya koalisi besar, lanjut Ujang, tidak otomatis hanya ada dua poros yang bakal bertarung pada Pilpres 2024. Sebab sangat memungkinkan bagi PDIP untuk tetap maju mengusung kader sendiri sebagai capres.
“Bisa jadi PDIP maju sendirian karena punya golden ticket,” kata Ujang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement