Amerika Ketar-Ketir Gagal Temukan Sumber Kebocoran Dokumen Rahasia Negara
Amerika Serikat mencari sumber kebocoran dokumen rahasia yang tersebar di internet. Dokumen ini berisi berbagai macam informasi mulai dari pertahanan udara Ukraina sampai badan intelijen Israel, Mossad. Sejumlah pakar mengatakan sumber kebocoran bisa saja orang Amerika.
Pejabat pemerintah mengatakan luasnya topik yang dibahas dalam dokumen itu menyentuh perang di Ukraina, China, Timur Tengah dan Afrika. Mereka mengindikasi kebocoran dilakukan oleh orang Amerika bukan sekutu.
Baca Juga: Puncak Komedi, Dokumen Rahasia Amerika Soal Invasi Ukraina Bocor, Ternyata Isinya...
"Fokusnya sekarang pada kebocoran AS, sebab banyak dokumen yang hanya ada di tangan AS," kata mantan pejabat senior Pentagon, Michael Mulroy, Minggu (9/4/2023).
Pejabat AS mengatakan penyelidikan masih di tahap awal dan penyidik tidak mengesampingkan kemungkinan elemen-elemen pro-Rusia sebagai dalang kebocoran yang dianggap salah satu pelanggaran keamanan paling serius sejak bocornya 700 ribu dokumen video dan kabel diplomatik yang muncul di situs WikiLeaks tahun 2013. Kedutaan Besar Rusia di Washington dan Kremlin tidak menanggapi permintaan komentar.
Sejak kebocoran itu terungkap kantor berita Reuters melihat lebih dari 50 dokumen yang berlabel "rahasia" dan "sangat rahasia". Dokumen-dokumen tersebut pertama kali muncul bulan lalu di situs forum Discord dan 4Chan.
Beberapa dokumen lainnya diunggah pekan lalu, yang keberadaannya pertama kali dilaporkan surat kabar the New York Times. Reuters tidak dapat memverifikasi secara mandiri keaslian dokumen-dokumen tersebut.
Beberapa dokumen mengungkapkan estimasi korban jiwa dari Ukraina yang tampaknya telah ubah untuk meminimalkan kerugian Rusia. Belum diketahui mengapa salah satu dokumen ditandai tidak rahasia tapi berisi informasi sangat rahasia. Beberapa dokumen ditandai "NOFORN" yang artinya tidak bisa ditunjuk ke negara asing.
Dua pejabat AS mengatakan tidak mengesampingkan dokumen-dokumen itu mungkin direkayasa untuk menyesatkan penyidik saat mereka mencoba mencari tahu asalnya atau untuk menyebarkan informasi palsu yang dapat merugikan kepentingan keamanan AS. Gedung Putih merujuk Pentagon untuk pertanyaan seputar dokumen rahasia ini.
Dalam pernyataannya Pentagon mengatakan mereka sudah meninjau validitas foto-foto dokumen yang tampaknya "berisi materi yang sangat sensitif dan rahasia." Pentagon merujuk Departemen Kehakiman mengenai isu ini. Departemen Kehakiman sudah membuka penyelidikan.
Salah satu dokumen yang bertanggal 23 Februari dan bertanda "rahasia" mengungkapkan detail bagaimana sistem pertahanan udara S-300 Ukraina akan habis pada 2 Mei bila pemakaian saat ini terus dilanjutkan. Informasi tersebut bisa sangat berguna bagi Rusia dan Ukraina mengatakan presiden dan pejabat keamanannya akan rapat untuk membahas cara mencegah kebocoran informasi.
Dokumen lain bertanda "sangat rahasia" dan dari perkembangan terbaru intelijen CIA yang bertanggal 1 Maret mengatakan badan intelijen Mossad mendorong unjuk rasa menentang rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperkuat kendalinya pada Mahkamah Agung.
Dokumen-dokumen itu juga mengungkapkan AS mengetahui hal ini melalui sinyal intelijennya. Hal ini mengindikasi AS telah memata-matai salah satu sekutu terdekatnya di Timur Tengah. Kantor perdana menteri Israel mengatakan pernyataan itu "bohong dan tanpa dasar sama sekali."
Dokumen lain mengungkapkan detail pembahasan internal pejabat Korea Selatan (Korsel) mengenai tekanan AS pada Seoul untuk membantu memasok senjata ke Ukraina dan kebijakan Korsel untuk tidak melakukannya. Kantor kepresidenan Korsel mengakui mengetahui laporan itu.
Korsel mengatakan berencana membahas kebocoran dokumen itu dan mendiskusikan "masalah yang muncul" yang ditimbulkannya dengan Washington. Anggota parlemen dari partai oposisi Korsel mengungkapkan "penyesalan yang kuat" atas tuduhan spionase.
Baca Juga: Sewot Lihat Arab Saudi Hubungan Baik dengan Iran, Amerika Gak Suka Perdamaian?
Mereka mengatakan spionase yang dilakukan AS melanggar kedaulatan Korsel. Oposisi menekankan hal ini diakibatkan kegagalan pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol.
"Kami sangat menuntut penyelidikan menyeluruh dan mendesak insiden serupa tidak terjadi lagi," katan anggota parlemen dari Partai Demokrat dalam pernyataan bersama.
Pentagon tidak menyinggung isi spesifik dari dokumen-dokumen yang bocor itu. Termasuk memata-matai negara-negara sekutu.
Dua orang pejabat AS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan dokumen-dokumen yang bocor merupakan asesmen Pentagon dan badan intelijen satu bulan yang lalu. Bukan hasil asesmen terbaru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement