Elite PDI Perjuangan Arteria Dahlan mendapatkan sorotan tajam, hal tersebut karena ancamannya terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Saat rapat mengenai transaksi janggal hingga dugaan pencucian uang, emosinya tersulut ketika mendengar ucapan markus alias makelar kasus.
Ia tak terima jika seorang menteri memberikan tuduhan bagaimana wakil rakyat banyak yang menjadi markus.
"Tadi Prof (Mahfud MD, red) begitu keras. DPR itu keras padahal markus minta proyek," kata Arteria di Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (29/4).
Arteria lantas meminta Mahfud MD menarik kembali pernyataan itu. Pasalnya, menurut Arteria, pernyataan Mahfud membuat publik menilai anggota DPR sebagai markus semua.
"Saya minta Prof cabut," kata Arteria.
Baca Juga: Jago Bidang Ekonomi, Hary Tanoe Soal Airlangga Menjadi Penerus Jokowi: Kalau Masalah Capres...
Pria yang akrab disapa Teri itu menjelaskan bahwa dia pribadi sebenarnya tidak ingin menjadi anggota legislatif, tetapi kini dia ingin menjadi anggota DPR yang baik.
Namun, persepsi publik bisa buruk gara-gara ucapan Mahfud MD soal markus.
"Saya minta ini Prof (Mahfud) cabut, atau nanti saya juga perkarakan ini," kata Arteria.
Baca Juga: Guru Besar Ungkap Keunggulan Mahfud MD Jika ‘Dipinang’ Anies Baswedan Jadi Cawapresnya
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menyinggung soal anggota DPR yang sering marah-marah ke Kejaksaan Agung, tetapi pernah menitipkan kasus.
Ucapan Mahfud itu langsung diprotes ramai-ramai oleh legislator di Komisi III DPR yang sejak awal rapat sudah rajin menginterupsi.
Ahmad Sahroni yang memimpin rapat berulang kali meminta semua pihak untuk fokus dan memberikan waktu kepada Mahfud MD untuk bicara.
Dia kemudian mempersilakan Mahfud melanjutkan pemaparan dan tiba-tiba dia menyinggung soal markus.
"Saya kira begitu saja, karena sering di DPR ini aneh. Kadang marah-marah gitu, enggak tahunya markus dia," ujar Mahfud MD.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement