Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Partai Pendukung Pemerintah Ungkap Persiapan Super Koalisi Terbentuk Jelang Pilpres 2024

Partai Pendukung Pemerintah Ungkap Persiapan Super Koalisi Terbentuk Jelang Pilpres 2024 Kredit Foto: Suara.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai koalisi pendukung pemerintah makin mengintensifkan komunikasi. Ada peluang super koalisi terbentuk.

Meski begitu, ada problem yang bisa menghambat koalisi super besar itu. Ada kerentanan beberapa figur yang bisa menimbulkan friksi di dalam koalisi, jika jadi terbentuk.

Khususnya dalam penentuan capres-cawapres. Untuk figur capres, ada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Figur cawapres lebih banyak lagi, ada Ketua Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Ketua PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Baca Juga: Amien Rais Ingatkan Koalisi Partai Jangan Sampai Kena Prank Jokowi: 'Usaha Tambah Periode itu Keniscayaan'

"Kemudian sudah ada komitmen koalisi yang sudah terbentuk sebelumnya. Baik dari Koalisi PKB-Gerindra (KKIR), maupun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) PPP, Golkar, dan PAN," ujar Adi Suryadi Culla, analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Selasa, 11 April.

Sehingga, super koalisi akan sulit terbentuk. Butuh bargaining atau nilai tawar besar untuk memutuskannya, termasuk putusan masing-masing internal partai.

Sehingga, ada ketidakpastian dalam pembentukan super koalisi ini. Situasi ini justru akan menguntungkan capres usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan: Anies Baswedan.

"Karena koalisi besar yang tidak pasti itu menunjukkan kesulitan untuk mengajukan figur. Sehingga, menguntungkan Anies karena ada perpecahan di koalisi besar yang tidak bisa membangun soliditas untuk menyatu dalam satu koalisi," kata Culla.

Sehingga, jika situasi itu berlarut-larut, akan menyulitkan untuk sosialisasi figur yang mereka usung nanti. Sebab, pendekatan ke arus bawah juga dibutuhkan. Sehingga, koalisi yang lebih cepat terbentuk diuntungkan, daripada tertunda dan berlarut-larut, tidak ada kepastian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: