Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fenomena Startup Gulung Tikar, HIPMI Jabar: Perlu Adaptasi dan Kolaborasi

Fenomena Startup Gulung Tikar, HIPMI Jabar: Perlu Adaptasi dan Kolaborasi Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banyak perusahaan rintisan atau lebih dikenal dengan sebutan startup bermunculan di Indonesia pada masa pandemi. Rerata mereka terinspirasi dari perusahaan rintisan yang sukses sehingga meraih predikat unicorn. 

Namun, yang terjadi saat ini banyak startup di Indonesia yang terancam gulung tikar, bahkan tidak sedikit yang terpaksa bubar. 

Baca Juga: Smeshub Gandeng HIPMI dan Bank BJB Kenalkan Produk UMKM

Bahkan, ada fenomena meningkatkan valuasi sejumlah startup di negeri ini hanya untuk kemudian dijual kepada investor. 

Padahal, langkah itu justru merugikan pihak startup bersangkutan. Tentu saja, kondisi tersebut berimbas kepada larinya kepemilikan merek startup kepada investor lain yang mayoritas milik asing.

Ketua BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Barat (Jabar), Surya Batara Kartika, mengatakan fenomena kebangkrutan startup disebabkan karena kurangnya inovasi dan rasa memiliki untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam usaha tersebut. 

"Kebanyakan mungkin startup yang gulung tikar ada di sektor yang mungkin bukan sektor real terlalu bermain di valuasi sehingga pondasinya kurang kokoh dan pada akhirnya gulung tikar," kata Surya kepada wartawan usai mengikuti kegiatan buka puasa bersama dengan pengurus HIPMI se-Jawa Barat di Kota Bandung, Rabu malam (12/4/2023).

Sedangkan, lanjut Surya, di sektor UMKM justru sebaliknya, secara konsisten mereka membangun dari kecil dengan fondasi terdasarnya sehingga lebih kokoh dan tahan krisis ke depannya. Maka, untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan adanya adaptasi dan kolaborasi.

"Dengan adanya perkembangan teknologi. Kita selalu belajar lebih dulu karena kita anak-anak muda selalu bisa beradaptasi dan saling berbagi kepada seluruh pengusaha-pengusaha yang ada mulai dari pemanfaatan digital, vintage, dan lain-lain kita semua mampu beradaptasi dan setelahnya kita melakukan kolaborasi," jelasnya.

Baca Juga: Bawa Indonesia Jadi Pusat Ekonomi ASEAN, Menlu Retno Sebut Perusahaan Startup Punya Peran Penting

Hal itu kemudian diperkuat dengan melakukan pelatihan seperti seminar atau workshop dengan target pelaku UMKM.

"Jadi ada ratusan UMKM yang kita latih setiap bulan baik secara online maupun offline kita selalu mengadakan seminar-seminar, kita juga ada workshop dari situ jaringan HIPMI semakin luas dan juga kebermanfaatan sesama pengusaha yang bergabung di dalam HIPMI semakin baik," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: