Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menlu Amerika: Kami Prihatin dengan Situasi di Sudan

Menlu Amerika: Kami Prihatin dengan Situasi di Sudan Kredit Foto: Reuters/Instagram/lostshmi
Warta Ekonomi, Washington -

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Senin (17/4/2023) mengatakan bahwa ada "keprihatinan mendalam yang sama" di antara para sekutu mengenai pertempuran di Sudan dan pandangan bahwa pertempuran harus segera dihentikan dan kedua belah pihak kembali ke perundingan.

Pertempuran meletus di Sudan pada Sabtu antara unit-unit militer dan pasukan paramiliter saingannya, dengan sedikitnya 97 warga sipil terbunuh dan tentara tampak unggul pada hari Minggu.

Baca Juga: Hampir 100 Nyawa Melayang Gegara Bentrok Tentara Sudan dan Kelompok Paramiliter

Blinken, yang berbicara di sela-sela pertemuan Kelompok Tujuh Menteri Luar Negeri di Jepang, mengatakan konsultasi yang erat telah dilakukan mengenai pertempuran tersebut, termasuk dengan mitra-mitra di dunia Arab dan Afrika serta dengan organisasi-organisasi internasional.

"Ada keprihatinan mendalam yang sama mengenai pertempuran dan kekerasan yang terjadi di Sudan. Ancaman yang ditimbulkannya terhadap warga sipil, yang ditimbulkannya terhadap bangsa Sudan dan berpotensi menimbulkan ancaman bagi kawasan ini," katanya.

Ada pandangan yang sangat kuat bahwa langkah-langkah perlu diambil untuk melindungi warga sipil, non-kombatan dan orang-orang dari negara ketiga, katanya.

"Dan juga pandangan yang dipegang teguh, sekali lagi, di seluruh mitra kami tentang perlunya gencatan senjata segera dan kembali ke perundingan - perundingan yang sangat menjanjikan dalam menempatkan Sudan di jalan menuju transisi penuh ke pemerintahan yang dipimpin oleh warga sipil," katanya.

Pandangan Blinken juga diamini oleh Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly.

"Pada akhirnya, masa depan terletak di tangan para jenderal yang terlibat dalam pertarungan ini, dan kami menyerukan kepada mereka untuk mengutamakan perdamaian, mengakhiri pertempuran, dan kembali ke perundingan," kata Cleverly.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: