Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru Lambat Jawab Surat, OPM Nggak Main-main: Kami Berhasil Tembak Mati 9 Anggota TNI
Pergerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin masif dengan klaim penembakan mati 9 prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua. Hal ini disampaikan Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM, Sebby Sambom.
Ia menyebut Panglima Komando Daerah Pertahanan III Ndugama Darakkma, Bridgen Egianus Kogeya merupakan orang yang bertanggung jawab atas insiden serangan terhadap prajurit TNI Satgas Yonif R 321/GT ini.
Baca Juga: Waketum Partai Garuda: Tidak Ada Alasan Lagi untuk Tidak Membumihanguskan OPM
"Pasukan TPNPB serang pos militer Indonesia di Distrik Yal, dan berhasil tembak mati 9 anggota TNI dan Rampas 9 Pucuk senjata juga," klaim Sebby lewat keterangannya, Minggu (16/4/2023).
Sebby mengaku serangan ini merupakan buntut lambatnya pemerintah Indonesia dan Selandia Baru yang menjawab surat untuk bernegoisasi, terkait penyanderaan terhadap pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens.
"Kami dari Pihak TPNPB sudah ajukan negosiasi damai dengan Pemerintah Selandia Baru dan juga Pemerintah Indonesia di Jakarta, namun sudah dua bulan, Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru belum menjawab surat-surat kami," jelasnya.
Pemerintah Indonesia, melalui pasukannya, kata Sebby, justru malah membuat agresi militer yang cukup masif di Ndugama pada 23 Maret lalu. Dalam serangan tersebut, lanjut Sebby, sedikitnya menewaskan dua anggota TPNPB.
"Militer dan polisi Indonesia sudah melakukan operasi militer yang masif di Ndugama, dan telah membunuh Ibu Hamil dan juga dua anggota TPNPB pada tanggal 23 Maret 2023," imbuh dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Advertisement