Pengamat Sebut Pertarungan Politik di 2024 Berpotensi Mengulang Perpecahan Pemilu 2019
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Kajian Politik Nasional, Adib Miftahul, menilai adanya kemungkinan terbentuknya dua poros di gelanggang Pemilu 2024 mendatang. Hal tersebut dia ungkap seiring dengan menguatnya wacana pembentukan Koalisi Besar.
Adapun calon partai mitra Koalisi Besar di antaranya: Partai Gerindra, Golkar, PKB, PPP, dan PAN, serta PDIP yang dikabarkan akan menyusul masuk. Koalisi tersebut terlepas dari mitra Koalisi Perubahan, yakni PKS, NasDem, dan Demokrat.
Dia menilai, potensi polarisasi tidak bisa dihindarkan dalam gelanggang Pemilu nanti. Pasalnya, Adib menyebut polarisasi menjadi risiko dalam pertarungan Pilpres 2024 nanti.
Kendati demikian, dia menyebut polarisasi akan bergantung pada figur yang nantinya dicalonkan. Adib meyakini, tokoh capres-cawapres menjadi obat untuk mendinginkan kemungkinan munculnya polarisasi di pemilu.
"Sebenarnya obatnya adalah dari para aktor politik tersebut. Mereka yang selalu memantik api tetapi giliran kekuasaan sudah didapat mereka tidak bertanggung jawab secara moral untuk meredam, meredupkan polarisasi yang terlanjur di masyarakat," kata Adib pada Warta Ekonomi, di Jakarta, Selasa (19/4/2023).
Dia menilai, pemilu di 2019 menjadi contoh yang baik dalam meredam polarisasi politik. Ketika Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memutuskan untuk bergabung dalam kabinet dibawah kepemimpinan rivalnya, Joko Widodo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement