Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemanfaatan Lahan Kering untuk Ketahanan Pangan Belum Optimal

Pemanfaatan Lahan Kering untuk Ketahanan Pangan Belum Optimal Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan Indonesia memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar, namun belum dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang sektor pertanian terutama pada lahan kering.

Optimalisasi pengelolaan air untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan antisipasi perubahan iklim di lahan kering perlu dilakukan agar ketahanan pangan dapat terwujud.

Periset Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian BRIN, Popi Rezekiningrum, mengatakan dukungan sumber daya air diperlukan untuk mengatasi permasalahan pertanian.

“Teknologi adaptasi untuk mengantisipasi perubahan iklim global di wilayah tropis seperti sistem pertanian berbasis inovasi teknologi kini ditemukan. Inovasi teknologi menjadikan lahan yang semula kering hampir sepanjang tahun menjadi dapat ditanami,” kata Popi di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: Bapanas Minta Pemda Bantu Bulog Serap Gabah

Popi menjelaskan dukungan sumber daya air diperlukan untuk mengatasi permasalahan pertanian, seperti banjir dan kekeringan, kompetensi penggunaan air, penggunaan air yang tidak efisien, ketersediaan air terbatas, disfungsi jaringan irigasi, penurunan produktivitas lahan, degradasi lahan, hingga perubahan penggunaan lahan.

Indonesia memilik lahan pertanian seluas 191,1 juta hektare yang terdiri dari lahan basah seluas 42 juta hektare, lahan kering 144,5 juta hektare, dan lahan lainnya sekitar 4,6 juta hektare.

Lahan tersebut berupa dataran rendah dan dataran tinggi, iklim basah dan iklim kering, dan tanah masam serta tidak masam. “Transformasi sistem pertanian menjadi berbasis teknologi inovasi pengelolaan air berperan penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi tanaman dan antisipasi perubahan iklim,” jelas Popi.

Beberapa teknologi pengelolaan air, di antaranya teknologi panen hujan dan teknologi irigasi hemat air menjadi titik ungkit optimalisasi pengembangan lahan kering iklim kering

Transformasi sistem pertanian berbasis pengelolaan air dapat meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas tanaman, serta mengantisipasi perubahan iklim di lahan kering, sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan petani.

Riset BRIN menyimpulkan arah dan strategi peningkatan produktivitas di lahan kering melalui sistem pertanian dilakukan di antaranya membangun model atau sistem pertanian terpadu spesifik lahan kering beriklim kering, menerapkan inovasi teknologi seperti pupuk, pengelolaan air, lahan, varietas, alsintan, dan teknologi budi daya lainnya, kemudian menyusun rancangan induk sistem pengembangan pertanian terpadu pada lahan kering beriklim kering secara nasional.

Pengembangan pertanian lahan kering ke depan, lanjutnya, harus lebih berorientasi pertanian rakyat terpadu dengan dukungan infrastruktur serta kebijakan penyediaan sarana produksi dan permodalan.

Selain itu, dukungan kebijakan pemerintah pusat dan daerah serta program terkait tata kelola pengembangan dan peruntukan lahan, dan penguasaan teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: