Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singgung Titah Istana, Refly Harun Bongkar 2 Ancaman yang Bakal Gagalkan Anies Baswedan Maju Jadi Capres 2024

Singgung Titah Istana, Refly Harun Bongkar 2 Ancaman yang Bakal Gagalkan Anies Baswedan Maju Jadi Capres 2024 Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon presiden (capres) Koalisi Perubahan Anies Baswedan diprediksi bakal menghadapi dua ancaman yang akan menggagalkannya ke Pilpres 2024. Hal ini dibongkar oleh Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.

Menurut Refly, hingga kini masih ada upaya-upaya yang diduga akan dilakukan pihak Istana atau pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggagalkan pencalonan Anies.

Baca Juga: Tidak Setuju Ancaman Peneliti BRIN Dipolisikan, Refly Harun: Kita Jangan Jadi Warga yang Baperan!

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun, berjudul "Live Viral! Skenario Jkw: Dukung Ganjar, Cadangkan Prabowo, Tolak Anies!!", Senin malam (24/4/2023) membahas mengenai penjegalan Anies ini.

Refly mengatakan, meski saat ini sudah didukung Partai Demokrat, PKS dan Partai Nasdem, masih ada ancaman lain bagi Anies Baswedan.

"Ancaman belum selesai buat Anies," ujar Refly dilansir dari Kanal YouTube Refly Harun, Selasa (25/5/2023).

Dibeberkan Refly Harun, ancaman pertama Anies gagal menjadi capres, salah satunya bisa saja ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait penyelenggaraan Formula E yang saat ini tengah didalami KPK.

Ancaman kedua, ini adalah ancaman yang nyata yaitu dengan memenangkan Moeldoko dalam polemik Partai Demokrat.

"Lebih mudah yaitu menangkan saja Moeldoko (PK kasus Demokrat), alasan bisa dibuat-buat, walaupun 16 kali kalah sebelumnya, tapi kalau yang ke-17 ini menang, maka Moeldoko akan menguasai Demokrat," kata Refly lagi.

Baca Juga: Bunga Utang Proyek KCJB Cukup Besar, Ini Kata Refly Harun

Sehingga, kata Refly, jika Demokrat sudah berada di tangan Moeldoko, yang dalam hal ini representasi dari Istana, karena menjabat sebagai kepala staf presiden (KSP), tentu akan membatalkan dukungan untuk Anies Baswedan.

"Apakah ada alternatif? Ya, ada gosip yang mengatakan, kalau Demokrat terpaksa out, PPP yang in atau PKB yang in," katanya.

"Tapi apakah PKB berani menentang titah istana? PPP berani menentang titah istana?" tanya Refly Harun lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: