Mark Zuckerberg Bukan Lagi Panutan, Karyawan Meta Udah Kecewa Berat!
Menjelang akhir April, sepertinya Meta telah melewati masa terburuk dari kekacauan yang didokumentasikan dengan baik dan berkelanjutan. Di bawah kepemimpinan CEO Mark Zuckerberg, saham Meta sedang naik mengikuti laporan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan karena mengalihkan pandangannya ke AI, kesayangan dunia teknologi saat ini.
Tetapi sebuah laporan yang membakar dari Washington Post Sunday mencatat kekacauan beberapa tahun terakhir untuk Zuckerberg dan perusahaannya. Ini semua berakibat dari ambisi metaverse Zuckerberg, karyawan yang menjadi korban dari "tahun efisiensi" menunjukkan bahwa Meta masih menghadapi banyak sekali tantangan selama transisi ke normal baru.
Melansir SFGate di Jakarta, Rabu (3/5/23) sebagian besar kekecewaan dari para pekerja, menurut Post, berasal dari PHK.
Baca Juga: Padahal Rugi Rp59 Triliun, Mark Zuckerberg Masih Guyur Duit Miliaran Dolar ke Metaverse!
Sejak November, sekitar 21.000 pekerja diperkirakan akan di-PHK oleh perusahaan; dilaporkan bahwa kemungkinan lebih banyak PHK, serta pemotongan bonus dan tunjangan pekerja lainnya, telah membuat pekerja tidak bahagia. Seorang pekerja menggambarkan pemotongan itu terasa seperti pengkhianatan.
Bahkan, ketika Zuckerberg mencoba memberi semangat kepada para pekerja dalam rapat semua staf hingga menyebut Meta sebagai "tempat yang sangat istimewa", para pekerja tampaknya kecewa dengan visi perusahaan yang lebih besar.
Pekerja yang secara anonim berbicara dengan Post juga tampaknya tidak senang dengan pergerakan lambat perusahaan di tengah pergeseran tren industri. TikTok masih mendapatkan pendapatan iklan dan perhatian pengguna meskipun Instagram dan Facebook meluncurkan Reels, sementara hampir semua perusahaan teknologi, dari pesaing media sosial Snap hingga sesama raksasa Google dan Microsoft, mendorong lebih keras ke AI untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk.
Sementara itu, sebagian besar taruhan Meta pada headset Meta Quest dan perangkat Portal obrolan video telah gagal. Portal dihentikan pada tahun 2022. Perangkat Meta Quest belum menguntungkan bagi perusahaan, dengan biaya operasi USD13,7 miliar (Rp202 triliun) tahun lalu, dan akan segera menghadapi persaingan ketat dari Apple, yang konon akan meluncurkan perangkat VR sendiri selama Worldwide Developers Conference (WWDC) pada bulan Juni.
Hanya waktu yang akan menentukan apakah semangat pekerja akan meningkat. PHK yang sudah diumumkan dilaporkan diperkirakan akan berlanjut hingga Mei.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement